Anak Cerdas Harapan Bangsa
Juni 29, 2016
Anak cerdas harapan bangsa –
Mempunyai anak-anak yang cerdas
merupakan dambaan setiap orangtua. Selain mendatangkan kebahagiaan dan
kebanggaan, diharapkan dapat mengharumkan nama keluarga terutama sekali kedua
orangtua. Ketika anak berprestasi di sekolah, nama orangtua dan keluarga juga
akan terbawa-bawa.
Harapan orangtua terhadap anak, sekaligus menjadi harapan bangsa ini. Kenapa tidak? Anak Indonesia hari ini akan menjadi pemimpin bangsa untuk sekian tahun yang akan datang.
Anak-anak yang cerdas hari ini akan menjadi pemimpin yang cerdas di masa datang. Pemimpin yang cerdas akan berusaha membangun bangsa dalam prinsip keadilan dan kemakmuran masyarakat.
Konsep anak cerdas
Anak cerdas tidak hanya dipandang dalam aspek kecerdasan otak (intelektual) semata. Kecerdasan anak harus ditinjau secara menyeluruh (komprehensif). Selain kecerdasan intelektual, yang tak kalah pentingnya adalah kecerdasan sikap dan mental.
Anak yang cerdas akan dapat menunjukkan sikap dan tingkah laku yang baik di lingkungannya: keluarga, masyarakat dan sekolah. Akan lebih sempurna lagi bila mereka juga cerdas dalam berbagai keterampilan dan kecakapan hidup (lifeskill).
Dengan demikian anak-anak bangsa akan dapat menjalani prosesi kehidupan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam kehidupan keluarga maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peranan keluarga dalam pencerdasan anak
Keluarga merupakan pondasi utama dalam
membentuk dan mengembangkan kecerdasan anak. Kedua orangtua, berkewajiban
memenuhi kebutuhan lahiriah berupa nutrisi dan pemeliharaan kesehatan.
Tujuannya adalah agar anak tumbuh dan berkembang dengan baik, sehat jasmani dan
rohani dan cerdas dalam berpikir. Taat menjalankan syariat agama.
Kebutuhan lain adalah
menyediakan perlengkapan dan peralatan sekolah, biaya pendidikan dan tempat
tinggal yang yang layak bagi anak.
Ini adalah pendukung dalam mengembangkan
kecerdasan anak Indonesia di lingkungan keluarga.
Selain kewajiban
memenuhi kebutuhan lahiriah dan material tersebut, orang tua juga perlu
menumbuhkembangkan karakter anak melalui pola pendidikan di keluarga. Pendidikan karakter mutlak dimulai dari
lingkungan keluarga.
Pola pendidikan keluarga yang alami adalah memberikan sikap
dan keteladanan. Diyakini, anak di lingkungan keluarga akan banyak meniru sikap
dan kebiasaan kedua orangtua.
Dalam hal ini sangat diperlukan hubungan
komunikasi yang harmonis dan demokratis antara orangtua dan anak.
Pemberian
keterampilan dan kecakapan dasar dan sederhana sangat membantu perkembangan
anak jika mereka telah berada di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Dengan
demikian, tugas pendidikan menjadi tidak lebih berat dalam rangka mengembangkan
program kecakapan hidup (life skill).
Beban pencerdasan anak bangsa tidak lagi
menjadi pikulan dunia pendidikan semata.
Yang menjadi fenomena
umum dewasa ini adalah terpuruknya kondisi bangsa Indonesia dalam berbagai
sektor kehidupan.
Pemimpin-pemimpin bangsa saat ini dianggap masih belum mampu
menunjukkan harapan-harapan orangtua dan bangsa pada masa sebelumnya.
Apakah ini yang
dikatakan dengan kegagalan masa lampau untuk membina dan mengembangkan
kecerdasan anak Indonesia ?
Yang pasti, pemimpin bangsa hari ini adalah produk
lingkungan keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan pada masa lampau.***