Membudayakan Antri Sejak Dini di Lingkungan Keluarga
Juli 31, 2013
Membudayakan antri sejak dini di lingkungan keluarga - Di lingkungan kita masing-masing sering dilihat orang-orang saling mendahului antara satu dengan
yang lainnya.
Meskipun sudah ada peringatan untuk antri, mereka tetap ngotot untuk menyerobot ke depan. Tujuannya tidak lain agar dapat giliran lebih dulu walaupun datang kemudian.
Antri diartikan sebagai sifat untuk
menunggu giliran atau kesempatan berkaitan dengan pelayanan umum.
Di jalan raya
misalnya. Untuk memasuki penyempitan jalan atau jembatan harus bergiliran satu
persatu.
Orang yang tidak sabaran atau kurangnya kesadaran antri segera
menyelinap ke samping kiri atau kanan dengan tiba-tiba.
Tindakan ini sangat
berbahaya bagi dirinya maupun orang lain.
Bagaimana antri di tempat pelayanan
umum, misalnya pembelian tiket kendaraan? Pada saat menjelang dan setelah lebaran pemandangan ini
tidak asing lagi.
Orang-orang berjubel antri membeli tiket di stasiun dan
terminal untuk mudik dan balik lebaran. Ketidaksabaran orang untuk antri
semata-mata karena takut kehabisan tiket.
Untuk menerapkan budaya antri,
pelayanan umum seperti rumah sakit dan bank memang sudah menggunakan tiket
antri. Kalau sudah kebagian tiket antri mau tak mau harus menurutinya. Jika
tidak mau antri tidak akan dilayani.
Budaya antri berkaitan dengan
kesabaran dan kesadaran seseorang. Nah, zaman seperti sekarang ini kesabaran
dan kesadaran itu bisa terpinggirkan.
Kesulitan ekonomi dan persoalan-persoalan
yang dihadapi sehari-hari boleh jadi membuat orang tidak sabar. Ketidaksabaran bisa jadi membuat orang tidak mau antri.
Wah, gawat! Jangan heran jika ada yang
pingsan ketika ada pembagian jatah reski, tak mau antri dan saling berdesakan
untuk saling mendahului.
Untuk melatih budaya antri sejak dini
dimulai dari lingkungan keluarga. Orangtua membiasakan anak untuk sabar
menunggu giliran.
Misalnya, untuk mandi di rumah tidak mungkin sekaligus karena
terbatas kamar mandi.
Disinilah kesempatan untuk mengarahkan anak supaya
terbiasa antri. Jadikanlah keluarga Indonesia
tempat untuk memulai budaya antri sejak awal.***