Ada Apa dengan PR?
Oktober 27, 2013
Ada apa dengan PR - Hampir setiap hari
siswa mendapat tugas dari guru di sekolah. Untuk dikerjakan siswa di rumah. Tugas ini dikenal dengan istilah pekerjaan rumah atau PR.
Jika dalam satu hari, ada dua atau tiga mata pelajaran dan semua guru mata pelajaran memberikan tugas rumah, maka sebanyak itu pulalah siswa akan berjibaku di rumah.
Kadang-kadang orangtua kewalahan melihat anaknya yang mengerjakan tugas melulu di rumah.
Siswa merasa sedikit kesal meskipun tidak terungkap karena takut, jika guru terlalu sering dan banyak memberi pekerjaan rumah.
Apalagi guru tinggal perintah, kerjakan tugas di rumah halaman sekian, dari nomor sekian sampai sekian. Masih mending kalau pekerjaan siswa diperiksa oleh guru.
Siswa
bisa jadi tidak sempat mengerjakan semua PR karena keletihan dan sebagainya.
Namun sering siswa tidak peduli dengan PR-nya karena malas.
Ada pula karena tugas
rumah sangat sulit dikerjakan oleh siswa.
Jalan pintas yang ditempuh siswa
adalah datang lebih awal ke sekolah esok harinya untuk mencontek PR teman.
Apa tujuan guru memberikan PR kepada siswa?
Pemberian
PR kepada siswa bertujuan untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran.
Semakin banyak latihan mengerjakan tugas, semakin mudah untuk memahami
materi pelajaran dan menjawab soal-soal ulangan.
Bagaimana jika semua guru mata pelajaran menerapkan prinsip tersebut?
Jika
semua guru berprinsip demikian, resikonya adalah siswa semakin banyak
mengerjakan PR.
Waktu siswa tersita lebih banyak untuk mengerjakan PR. Padahal,
belajar di rumah tidak hanya mengerjakan PR. Belajar tidak identik dengan PR.
Bagaimana jalan keluarnya?
Seyogyanya
guru mata pelajaran selalu mempertimbangkan kondisi siswa dalam memberikan PR. Guru
tidak perlu memberi tugas rumah terlalu banyak.
Atau memberi materi PR terlalu
sulit. Biar sedikit dan materi tidak terlalu sulit namun dapat dikerjakan oleh
siswa.
Selain
itu, guru mata pelajaran hendaknya saling berkomunikasi dengan guru lain untuk
mengatur waktu pemberian PR sehingga
tidak terjadi tumpukan tugas rumah bagi siswa.
Mudah-mudahan siswa mau
mengerjakan PR-nya dengan sungguh-sungguh tanpa perasaan tertekan.***