Berkurangnya Hari Belajar Efektif
November 03, 2013
Berkurangnya hari belajar efektif - Jika Sobat memperhatikan kalender tahunan yang
ada di rumah, tentu akan kagum melihat betapa banyaknya angka tanggal berwarna
merah. Itu menjadi tanda hari libur, baik libur mingguan, hari besar nasional, dan
hari besar agama.
Belum lagi acara ini, acara itu yang dianggap penting melebihi pentingnya proses pendidikan anak di sekolah.
Orangtua dan masyarakat sudah mengetahui akibatnya. Anak akan sering libur. Hari belajar efektif yang sudah direncanakan di awal semester sering terganggu.
Bagi anak sekolah, bahkan termasuk guru, hal ini sangat menggembirakan.
Di sisi lain, beban kurikulum pendidikan bukan
semakin ringan. Struktur dan muatan kurikulum ditingkatkan dengan alasan meningkatkan
mutu pendidikan.
Disinilah letak kejanggalan pengelolaan pendidikan di negeri ini.Tanpa disadari, korban semua ini adalah siswa.
Terbatasnya
hari belajar efektif karena banyaknya hari libur, memaksa guru untuk memacu
pencapaian target kurikulum. Istilahnya, memadatkan materi pelajaran ke batok
kepala anak.
Berbagai cara dilakukan guru, mulai dari belajar tambahan sore, memberi
tugas mencatat materi, mengkopi buku ini buku itu, dan segudang cara lainnya.
Proses pembelajaran seperti di atas hanyalah akan
menimbulkan kebosanan belajar pada anak.
Ujung-ujungnya adalah terjadinya perilaku menyimpang pada sebagian siswa.
Kita
tak perlu heran jika anak selalu terlihat bolos belajar.
Sebagai orangtua, kita pasti berharap agar semua
itu akan berubah menjadi lebih baik.
Pendidikan adalah wahana untuk
meningkatkan sumberdaya manusia. Siswa adalah aset bangsa yang akan memimpin
bangsa ini sekian tahun yang yang akan datang. Semoga.***