Kesejahteraan Guru, Luar Biasa...!!!
November 01, 2013
Kesejahteraan guru luar biasa - Pihak
guru pantas bersyukur berkaitan dengan profesinya sebagai pendidik. Pemerintah benar-benar telah memperhatikan kesejahteraan guru.
Bukti nyata perhatian pemerintah itu dengan diluncurkannya Program Sertifikasi Guru sesuai dengan Undang Undang Nomor 14 tentang Guru dan dosen.
Dengan golongan IV A, seorang guru yang telah bertugas 20 tahun ke atas sudah bisa mengantongi tunjangan sertifikasi antara 4 sampai 5 jutaan per bulan.
Ini belum termasuk gaji regular non sertifikasi. Luar biasa bukan? Seiring dengan peningkatan kesejahteraan tersebut, program sertifikasi juga bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah khususnya, dan di negeri ini pada umumnya.
Kini, program sertifikasi sudah berjalan lebih kurang delapan tahun sejak lahirnya undang undang Nomor 14 Tahun 2005.
Apa
yang telah berubah sejak adanya program sertifikasi? Kesejahteraan guru, boleh
dikatakan sudah menunjukkan kecerahan.
Guru boleh merasa lega dan senang dengan
gaji yang luar biasa besar itu. Dengan berbekal ini, harapan masyarakat dan
pemerintah, guru dapat memacu kualitas profesionalisme dan semangat mengajarnya
di ruang kelas.
Kualitas
pendidikan?
Apakah wajah pendidikan di negeri ini juga sudah berubah seiring
dengan berubahnya wajah kesejahteraan guru?
Sebagai admin matra pendidikan, blog personal artikel tentang pendidikan, tidak bisa
menjawabnya. Maklum, masih awam masalah mutu pendidikan.
Fakta
di lapangan, dunia pendidikan, khususnya di sekolah masih digerayangi oleh
berbagai persoalan internal.
Mulai dari manajemen, sarana prasarana dan
lingkungan belajar sampai pengelolaan peserta didik.
Ternyata,
peserta didik lebih cepat menerima
informasi dari lingkungan luar berupa media cetak, elektronik dan jaringan.
Prilaku siswa yang dianggap menyimpang oleh pihak guru ternyata dianggap wajar
oleh siswa.
Pantasan, siswa sekarang semakin susah diatur. Diam-diam sebagian
kecil guru ‘makan hati’ oleh tingkah polah siswa yang sedikit ngelantur.
Apalagi
pendekatan guru terhadap siswa yang berprilaku menyimpang ini bersifat agresif
dan konvensional.
Ini pantangan siswa! Sebaliknya, siswa itu suka pada guru
yang dapat menangani siswa dengan pendekatan persuasif.
Metode taut bathin dan
kekeluargaan. Siswa ingin diberlakukan sebagai sahabat dalam satu sisi.
Namun
di sisi lain siswa pasti akan menghargai dan menghormati gurunya.
Sepertinya,
siswa membutuhkan figur yang pantas digugu dan ditiru namun bersikap demokratis
dalam menghadapi siswa.
Siswa butuh keteladanan dan sekali-sekali juga butuh
kejujuran. Siswa akan bangga dan senang jika gurunya jujur berkata jika telah
melakukan kelalaian dalam bertugas.
Misalnya, terlambat masuk kelas karena
sesuatu hal. Jika siswa terlambat masuk kelas, mereka jujur dan minta maaf.
Kenapa guru harus gengsi melakukan hal itu jika terpaksa terlambat masuk mengajar?
Predikat
guru profesional memang menghadapi banyak tantangan dalam menjalani tugasnya
sebagai pendidik. Tunjangan sertifikasi yang luar biasa besarnya harus ditebus
dengan berbagai rintangan dan tantangan.
Namun jika tidak lagi sanggup dengan
semua itu, lambat laun akan mengeluh juga.***