Guru Itu Disainer Pembelajaran
Maret 10, 2017
Guru
itu disainer pembelajaran - Seorang guru menenteng tas besar dan berat
memasuki kelas. Ada laptop, buku pegangan guru dan sejumlah buku perangkat
pembelajaran di dalam tas itu. Di dalam kelas semua isi tas dikeluarkan
dan memenuhi meja guru di depan kelas.
Yang
dibawa guru ke dalam kelas hanya alat tulis dan beberapa catatan kecil di
kantong celana. Ini menjadi salah satu tanda guru tidak profesional alias
amatiran. Benarkah?
Memang,
mengajar itu sebenarnya adalah menerapkan rancangan atau disain
pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Rancangan pembelajaran tersebut
disusun dalam bentuk perangkat tertulis yang dikenal dengan perangkat mengajar.
Namun
dalam praktik sehari-hari, sering kali terjadi penyimpangan antara disain
pembelajaran dengan pelaksanaannya. Proses yang dijalankan guru tidak sesuai
dengan disain yang telah dibuat sebelumnya. Mengapa?
Penyebab
kegagalan guru tidak dapat melaksanakan programnya dengan baik karena kondisi
kelas kurang kondusif. Untuk memarahi dan menasihati siswa saja, sudah habis
waktu sekian menit. Hal ini dialami oleh guru yang kurang mampu menguasai
dinamika kelas dengan baik.
Guru sudah capek menyusun perangkat
pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kegiatan
perancangan yang dilakukan antara lain; menetapkan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai, materi pelajaran, strategi dan metode, serta penilaian
pembelajaran.
Namun apa hendak dinyana, RPP
itu hanya menjadi agenda benda mati belaka. Bahkan hanya sekadar bukti fisik
bahwa guru sudah merancang pembelajaran atau menyusun persiapan pembelajaran..
Sebagai disainer pembelajaran, semestinya guru
tidak hanya terampil mendisain rancangan pembelajaran untuk melahirkan
perangkat mengajar yang bagus. Yang lebih penting lagi adalah guru terampil
mendisain perangkat yang dapat diterapkan di ruang kelas.
Baca juga : Pentingnya Perangkat Pembelajaran Aplikabel
Agar dapat dilaksanakan
dalam pembelajaran di kelas, disain pembelajaran yang dibuat guru harus
mempertimbangkan kondisi sekolah, karakter siswa dan lingkungan belajar. Jika
tidak, perangkat pembelajaran yang bagus tidak memiliki kekuatan apa-apa untuk
mengembangkan potensi siswa dalam pembelajaran.***