Apa Yang Dimiliki Guru dan Siswa adalah Alat Peraga Pembelajaran
Juli 28, 2017
Apa yang dimiliki guru dan siswa adalah alat peraga pembelajaran - Alat peraga pembelajaran di sekolah terbatas? Jangan
ambil pusing dengan keterbatasan tersebut. Apalagi sampai mengeluh, tidak ada gunanya kita mengeluh dan selalu mengeluh
karena kurangnya alat peraga pelajaran di sekolah.
Kalaupun
diminta kepada pemerintah melalui pimpinan sekolah, itu prosedurnya panjang
banget.
Alasannya pun macam-macam: dana terbatas, tahun depanlah, pokoknya
macam-macam. Sementara proses belajar siswa akan berjalan terus dari waktu ke waktu.
Fisika
termasuk mata pelajaran yang membutuhkan media dan alat peraga. Akan tetapi
tidak semua sekolah yang mempunyai sarana dan fasilitas belajar fisika yang
mencukupi.
Yang sering menderita kekurangan alat peraga pada umumnya adalah sekolah yang
jauh dari kota atau kota kabupaten.
Apakah
guru hanya menerima apa adanya keadaan sekolah? Tidak! Masih ada strategi lain
yang perlu diakali.
Apa yang kita
punya dapat dijadikan alat peraga.
Mari kita simak beberapa contoh berikut:
1.Rambut dan mistar
Rambut guru dan siswa (kecuali guru dan siswi berjilbab) bisa dijadikan media belajar gejala
listrik statis di kelas IX SMP/Sederajat.
Kemudian dibutuhkan mistar plastik
yang sudah dimiliki siswa.
Gosokkan mistar plastik pada rambut siswa
(laki-laki), kemudian mistar di dekatkan pada sobekan kertas kecil.
Mistar akan
menarik sobekan kertas kecil. Mengapa?
Mistar plastik telah kelebihan muatan
elektron (listrik negatif) setalah mendapat tambahan elektron dari rambut
siswa.
2.Mata dan kacamata
Tadi
rambut guru dan siswa, sekarang turun ke bawah: mata dan kaca mata.
Mata adalah alat optik
(alat bantu penglihatan). Kelebihan mata sebagai alat optik terletak pada lensa
mata yang dapat berakomodasi (menebal-menipis) secara otomatis, ini tergantung
pada jarak benda yang dilihat.
Jika melihat benda jauh, lensa mata menipis.
Begitu sebaliknya.
Kaca
mata adalah alat optik buatan. Lensanya tidak bisa menebal dan menipis secara
otomatis.
Orang yang menderita rabun jauh (miopi) pasti menggunakan kaca mata
lensa negatif (minus).
Untuk memusatkan bayangan benda agar tepat jatuh di
retina mata. Mata dan kaca mata merupakan alat peraga pada materi Optik di
kelas VIII SMP/Sederajat.
3.Cermin hias dan jarum pentul
Pasti
ada siswa perempuan membawa cermin hias. Kalau nggak percaya coba periksa tas
mereka…heheh.
Kalau guru perempuan banyak yang membawa cermin hias. Maaf, admin nggak pernah periksa isi tas ibuk-ibuk guru, lho?
Buat
apa cermin hias? Buat memeriksa wajah guru? Jarum pentul? Buat nusuk kulit
siswa? Ah, enggak!
Sekali lagi, ini dijadikan media belajar materi pemantulan
cahaya di kelas VIII SMP/Sederajat.
Tancapkan
sebuah jarum pentul di meja di depan cermin hias. Perhatikan sifat bayangan
jarum pentul.
Bayangan jarum pentul pasti di belakang cermin. Coba lihat di
belakang cermin.
Ada jarum pentul di sana? Tidak! Nah, itu dikatakan cermin
datar (cermin hias) membentuk bayangan semu, seolah-olah bayangannya di
belakang cermin.
Tentu, masih banyak benda yang dimiliki guru dan siswa yang dapat dijadikan sebagai alat peraga pembelajaran di kelas.***