Indikator Kualitas Sekolah
Januari 20, 2014
Indikator kualitas sekolah - Bagaimana
mengetahui kualitas sekolah tempat anak kita belajar? Atau, apakah sekolah
tempat anak belajar kita sudah berkualitas atau belum? Dan, apakah tolok ukur
kualitas sebuah sekolah? Itulah beberapa
buah pertanyaan penting tentang sekolah tempat anak kita belajar.
Menjawab pertanyaan ini, orang tua cenderung mengacu pada NEM semata. Patokan sekolah berkualitas dilihat dari nilai evaluasi murni (NEM) yang diperoleh sekolah itu tiap tahun.
Jika rata-rata NEM sekolah itu bagus tiap tahun maka dikatakan sekolah itu sudah berkualitas. Perlu digarisbawahi, NEM hanyalah salah satu tolok ukur atau standardisasi mutu pendidikan di Indonesia.
Sebenarnya
ada indikator lain yang lebih komprehensif menggambarkan mutu pendidikan di
sekolah. Indikator dimaksud adalah KKM (kriteria
ketuntasan minimal).
KKM akan mampu menggambarkan kualitas sekolah yang sesungguhnya bila
penyusunan dan penetapan angka KKM dilakukan dengan cermat dan akurat.
Menganalisa segenap potensi sekolah dengan baik. Tidak ada rekayasa atau
pesanan angka KKM dari pihak tertentu.
Penyusunan
KKM oleh guru mata pelajaran dilakukan pada awal tahun pelajaran. Dilakukan berdasarkan analisa yang cermat dan
akurat terhadap karakter dan potensi yang dimiliki sekolah.
Karakter dimaksud
antara lain karakter materi pelajaran, peserta didik dan kondisi sosial ekonomi
pengguna sekolah.
Sedangkan potensi sekolah adalah seluruh sumberdaya pendukung
terlaksananya proses pendidikan di sekolah.
Berikut
ini adalah lah-hal yang perlu diperhatikan pihak sekolah dalam penyusunan KKM:
1.Intake
Intake
adalah kemampuan rata-rata siswa suatu sekolah.
Apakah pihak sekolah telah
menganalisa kemampuan rata-rata peserta didik dengan benar?
Jika belum, berarti
penetapan KKM hanya berdasarkan rekaan, meniru sekolah lain atau pesanan dari
pihak tertentu.
b.Kompleksitas
Kompleksitas
keterkaitan dan kepentingan suatu indikator materi pelajaran antara satu dengan
yang lainnya.
Guru perlu mengidentifikasi semua indikator pada mata pelajaran
masing-masing. Akan ditemukan nanti penekanan pada indikator yang dianggap
kompleks, berkaitan dengan indikator lain sehingga mendapat porsi angka yang
lebih tinggi.
c.Daya pendukung
Daya pendukung
merupakan kemampuan sumberdaya sekolah dalam mendukung proses belajar siswa.
Yang termasuk daya pendukung adalah ketersediaan sarana dan prasarana belajar.
Petimbangan
penetapan KKM berdasar 3 poin di atas akan menghasilkan nilai KKM yang akurat
dan kredibel. Hal ini akan menjadi indikasi kualitas suatu sekolah. Tindakan memakskan angka tertentu untuk nilai KKM
adalah pekerjaan sia-sia.
Setiap sekolah akan memiliki nilai KKM yang tidak
harus sama karena kondisi dan karakter sekolah berbeda satu sama lainnya.
Sekolah dengan kemampuan rata-rata siswa dan daya pendukung tinggi sangat wajar
mempunyai angka KKM tinggi.
Dan ini dapat dikatakan sebagai sekolah yang
berkualitas.
Rumusan
KKM yang telah ditetapkan bersama oleh pihak sekolah akan menjadi dasar hukum
ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran tertentu. Pada buku rapor hasil
belajar siswa, nilai KKM ini akan ditampilkan disamping nilai hasil belajar
siswa.
Jika nilai hasil belajar sama atau lebih besar dari nilai KKM maka siswa
dikatakan telah tuntas pada mata pelajaran bersangkutan.
Dengan
memahami KKM sebagai indikator kualitas sekolah, orangtua tidak lagi
beranggapan kualitas sekolah dipandang dari perolehan NEM, banyak atau sedikitnya siswa, mahal atau murahnya
biaya pendidikan, prediket profesional atau belumnya guru, dan lain
sebagainya.***