Agar Ilmu Yang Diperoleh Bermanfaat
Februari 01, 2014
Agar ilmu yang diperoleh bermanfaat - Artikel postingan kali ini hanyalah sekadar bahan diskusi di antara kita bersama. Lahirnya pun diilhami oleh filosofi orang tua yang sudah familiar di telinga kita. Sehingga uraian berikut ini bukan lagi hal yang asing tentunya.
Keakraban guru dengan murid (matrapendidikan.id)
Ada sebuah nasehat orangtua yang sudah sering kita dengar. Jika ingin ilmu yang diperoleh bermanfaat bagi kita maka muliakanlah orang yang memberi ilmu itu.
Sederhana sekali memang. Namun dibalik kalimat itu ternyata tersimpan banyak makna.
Memuliakan orang-orang yang telah memberi ilmu pengetahuan merupakan suatu keharusan.
Keharusan yang semestinya menjadi kebiasaan bagi orang-orang yang telah memperoleh ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat.
Tujuannya adalah supaya ilmu yang diperoleh, menjadi ilmu yang benar-benar
bermanfaat, baik bagi diri sendiri
maupun bagi orang lain.
Boleh
dikatakan, jika tidak memuliakan orang-orang yang telah memberi ilmu maka ilmu
yang diperoleh diperkirakan tidak banyak manfaatnya.
Tidak banyak manfaatnya
berarti tidak banyak menolong diri
sendiri maupun orang lain, bisa juga berarti tidak berkah.
Orang
yang memberi ilmu adalah orang yang dijadikan sebagai sumber ilmu atau tempat
belajar dan menimba ilmu dan memperoleh ilmu pengetahuan.
Konsep ini tidak
terbatas hanya pada guru di sekolah dan dosen di perguruan tinggi saja.
Guru mengaji, guru les, orang yang telah memberi nasehat bermakna,
tutor, dan lainnya, juga dapat dikatakan
orang yang telah memberi ilmu.
Seorang
Blogger atau webster dapat pula dikategorikan sebagai orang yang telah memberi
ilmu kepada orang lain.
Jika seseorang telah memetik ilmu dari seorang blogger
kemudian mempraktekkannya pada blog atau webnya sendiri.
Itu dikatakan ilmu
yang bermanfaat. Maka suatu keharusan bagi siapa yang melakukannya untuk
memuliakan blogger tersebut.
Memuliakan
orang yang telah memberi ilmu tak mesti memberi hormat, menyembah, atau
menundukkan kepala kepada mereka.
Ucapan terima kasih dalam hati maupun
disampaikan secara verbal, merupakan salah satu perwujudan pemuliaan orang
yang telah memberi ilmu.
Namun yang paling penting barangkali, tidak menyakiti
hati orang-orang yang telah memberi ilmu.
Tindakan
copy-paste artikel yang tidak mengikuti aturan dan ketentuan yang ada seperti
yang banyak dikeluhkan, termasuk salah
satu tindakan yang tidak memuliakan orang yang memberi ilmu.
Namun kita berkeyakinan,
ilmu yang diperoleh seperti itu tidak akan banyak bermanfaat dan membawa berkah.
Kata orang bijak, salah satu akibat ilmu yang diperoleh tidak berkah adalah ketidaktentraman
hati dan jiwa ketika berkomunikasi dengan orang lain. Benarkah?***