Belajar pada Guru Alam

Belajar pada guru alam - Pada kesempatan ini kita akan bahas sebuah filosofi pendidikan sebagai bahan inspirasi. Belajar pada guru alam. Dalam hal ini alam bukan nama seorang guru, melainkan sebutan untuk lingkungan tempat tinggal kita.

Kita dapat belajar kepada guru di sekolah, pada media belajar yang ada dan alam sekitarnya.

Belajar kepada alam sesuai dengan ungkapan, alam terkembang jadi guru!

Alam yang terbentang di sekitar kita dapat dijadikan sumber ilmu yang diperoleh secara gratis asal mau mempelajarinya.

Belajar pada alam tidak tergantung pada waktu dan tempat. Belajar bisa dilakukan dimana dan kapan saja

Alam terbuka bisa kita gunakan sebagai guru tempat belajar. Di lingkungan kita terdapat makhluk hidup dan benda mati.

Makhluk hidup adalah makhluk yang mempunyai nyawa, antara lain manusia, hewan dan tumbuhan. Prilaku makhluk hidup dapat menjadi bahan pelajaran untuk kita semua.

Sedangkan benda mati cukup banyak terdapat di sekitar kita. Matahari, bulan dan bintang, air, batu,  adalah contoh benda mati. Fenomena alam benda mati ini akan mengajari kita tentang berbagai hal sehingga mendekatkan kita kepada sang Pencipta.

Fenomena alam yang dapat menjadi bahan pelajaran sebagai sumber ilmu pengetahuan.

Adanya gerhana matahari, gerhana bulan, gempa bumi, pasang naik dan pasang surut. Siapakah yang menjadikan dan mengatur semua ini?

Kita semua sudah mengetahui jawabannya. Allah SWT!

Manusia tak sanggup melakukan apa yang dilakukan oleh sang Penguasa. Sesungguhnya manusia hanyalah hamba yang tidak berdaya.

Oleh sebab itu tidak pantas manusia menyombongkan diri. Alam terkembang saat ini bukanlah hak milik melainkan hak pakai yang dipinjamkan oleh sang Maha Pencipta.

Manusia diturunkan ke muka bumi mendapat tugas untuk selalu belajar tentang hasil ciptaan Allah SWT. Tidak untuk memikirkan zat-Nya! Kewajiban untuk belajar dimulai sejak dari ayunan sampai ke liang lahat.

Kewajiban belajar kepada alam yang terbentang di sekitar kita ternyata untuk kemaslahatan hidup manusia  sendiri.

Besi tak mungkin bisa terbang di angkasa. Tetapi berkat hasil belajar manusia kepada guru alam, kapal terbang yang berbobot sekian ton dapat melayang di angkasa. 

Membawa manusia dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu singkat.

Begitu pula besi yang sudah pasti tenggelam dalam zat cair. Berkat ilmu pengetahuan manusia yang diperoleh dari guru alam, ternyata bisa terapung di atas air.

Besi terapung yang kita kenal dengan kapal laut berguna untuk kemaslahatan manusia sebagai alat transportasi jalur laut.

Begitulah, ilmu pengetahuan yang ada di buku dan media cetak lainnya, merupakan hasil belajar pendahulu kita kepada guru alam.

Pendahulu kita sangat banyak yang telah berhasil belajar kepada alam dan menerapkannya untuk kemaslahatan hidup manusia.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel