Kesederhanaan Seorang Guru
Februari 15, 2014
Hallo
sahabat blogger, di malam minggu yang cerah ini kami akan menyajikan bahan
diskusi yang sangat sederhana, Kesederhanaan
Seorang Guru. Mengapa ini yang dijadikan bahan untuk didiskusikan
Untuk kondisi perikehidupan bangsa saat ini, kesederhanaan itu masih layak diperbincangkan.
Lagi pula, sederhana dalam segala hal akan membuat orang merasa nyaman berinteraksi sosial dalam kehidupan sehari-hari. Betul nggak ya?
Tak terkecuali interaksi sosial guru dengan murid di sekolah khususnya dalam pembelajaran. Guru akan berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan siswa di ruang kelas.
Semua itu akan lancar apabila sudah terjalin hubungan sosial yang harmonis antara kedua belah pihak.
Salah
satu prinsip dalam komunikasi siswa dan guru adalah kesederhanaan. Jika guru
menanamkan nilai kesederhanaan mestilah melalui keteladanan.
Karakter sederhana
tidak bisa diajarkan secara doktrin melainkan suri tauladan dan contoh yang
nyata.
Tentu
saja kita tidak akan merasa heran jika siswa sering menggunjingkan gurunya di
kantin atau tempat dimana siswa merasa nyaman berbicara dengan temannya.
Guru
menganjurkan hidup sederhana namun ucapan, perbuatan dan penampilan tidak
demikian.
Siswa menjadi risih mendengarkan paradoksi nasehat guru. Kenyataannya
sering guru bertindak berlebihan (lebay) dalam menghadapi siswa.
Berpenampilan
mentereng ke sekolah di tengah kehidupan ekonomi orang tua yang sedang sekarat.
Bisa-bisa siswa marah dan membangkang kepada guru tersebut.
Pola hidup sederhana memang tidak cukup
disampaikan dengan lisan belaka melainkan ditanamkan dengan keteladanan.
Murid
akan lebih segan dan hormat kepada guru yang berpenampilan sederhana. Berkata
apa adanya, bersikap dan bertindak tidak berlebihan.
Apa yang diucapkan
benar-benar terbukti oleh siswanya sendiri. Tentu saja, pesan moral dari guru
akan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Begitulah perihal kesederhanaan seorang guru di mata siswa.***