Perihal Siswa Teladan
Maret 15, 2014
Perihal siswa teladan - Konsep siswa
teladan mulai hilang dari peredaran di sekolah. Tradisi pemilihan siswa teladan
yang pernah marak sebelumnya mulai ditinggalkan.
Tertelan oleh gemerlapnya sosialisasi dan
upaya mewujudkan siswa berprestasi. Itulah salah satu yang melatarbelakangi lahirnya
artikel perihal siswa teladan.
Apa beda siswa teladan dengan siswa berprestasi?
Siswa berprestasi
memiliki skala ukur terlalu sempit. Hanya terbatas pada kemampuan siswa dalam
bidang kognitif (intelektual).
Siapa yang menunjukkan hasil belajar terbaik
maka mereka dikatakan sebagai seorang siswa berprestasi.
Namun tidak ada
jaminan kalau siswa berprestasi itu akan menjadi siswa teladan di sekolahnya.
Lebih
jauh mungkin dapat diungkapkan bahwa siswa berprestasi lebih cenderung
berorientasi pada prestasi akademis. Hasil belajar dari semua mata pelajaran di
sekolah setelah diadakan kegiatan ujian. Atau hasil belajar pada
prestasi kegiatan ekstrakurikuler seperti olah raga, seni, dan budaya.
Bagaimana dengan siswa teladan?
Siswa
teladan di sekolah lazimnya ditentukan melalui pemilihan yang melibatkan semua
warga sekolah. Mulai dari kepala sekolah beserta unsur pimpinan, majelis guru,
semua siswa dan warga sekolah lainnya. Tolok ukur siswa teladan lebih kompleks.
Menyangkut sikap dan tingkah laku siswa sehari-hari. Siswa yang pantas mendapat julukan siswa
teladan adalah siswa yang dapat dijadikan contoh dan model bagi temannya.
Siswa
teladan mengajak teman-temannya bersikap, bertingkah laku serta berpenampilan melalui
tauladan dan contoh pribadinya.
Bagaimana katagori siswa teladan?
1.Mematuhi
peraturan dan tata tertib yang ada di sekolah.
2.Rajin
belajar dan senang membaca buku.
3.Hormat
dan santun kepada semua guru
4.Berpakaian
dan berpenampilan rapi.
5.Berkata
dan bertutur lemah lembut dan menyenangkan.
4.Disenangi
oleh teman sesama siswa dan guru.
Kendala apa yang mungkin ditemui?
Kendala
yang mungkin ditemui adalah keterbatasan waktu untuk melaksanakan pemilihan
siswa teladan ini. Apalagi saat ini aktivitas belajar siswa begitu padat. Oleh
sebab itu, pelaksanaan siswa teladan ini diserahkan kepada OSIS.
Demikian
perihal siswa teladan. Mudah-mudahan artikel ini menjadi bahan pemikiran
buat guru dan pimpinan sekolah. Tujuannya tidak lain dalam rangka pembinaan
sikap dan tingkah laku siswa yang akhir-akhir ini disinyalir mengalami
degradasi.
Nasehat semata dari guru dan orang tua tidak akan manjur lagi tanpa
adanya keteladanan.***