Masalah dalam Pembinaan Karakter Jujur pada Anak
April 23, 2014
Masalah pembinaan karakter jujur pada anak – Peri kehidupan manusia yang serba instan
dan mewah membuat pola fikir manusia semakin lebih ekstrim. Berfikir keras
untuk memiliki dan mendapatkan sesuatu barang dan jasa yang diinginkan. Memiliki
motivasi tinggi untuk bekerja demi memenuhi keinginan dan ambisi.
Disisi
lain, semakin banyak pula manusia yang merasakan kehidupan ini semakin hari
semakin susah dan tidak beres. Mendapatkan dan memenuhi keinginan tidak semudah
membalik telapak tangan.
Tatanan kehidupan sosial
masyarakat tidak lagi sesuai teori-teori yang diperoleh semasa sekolah dulu. Di
sekolah dipelajari seperti ini, namun ditemukan dalam kehidupan sehari-hari begitu…
Maka
sebagian orang tidak lagi berpedoman kepada norma dan karakter
baik. Bahkan melakukan segala cara meskipun ia sendiri menyadari
cara itu tidak baik.
Alasannya, terpaksa melakukan atau berhasil mencari
pembenaran terhadap perbuatannya dari segi hukum bernegara maupun aturan agama
yang dianutnya.
Peri
kehidupan yang bergalau seperti ini berdampak buruk terhadap pembinaan karakter
anak di sekolah maupun di lingkungan keluarga.
Di sekolah berjibaku menanamkan
aneka karakter baik seperti halnya juga pendidikan yang diberikan orang tua di
rumah.
Kejujuran
ditanam dan dikembangkan kepada anak namun realitas sehari-hari anak melihat
betapa karakter baik itu tidak dapat dipraktikkan oleh orang di sekitar mereka.
Anak dibina agar memiliki karakter jujur dalam berbuat dan bertindak.
Akan tetapi fenomena sosial yang berkembang, orang menunjukkan karakter ketidakjujuran. Melakukan segala cara untuk memperoleh dan memiliki sesuatu yang diinginkan.
Pembinaan
karakter jujur di sekolah ditumbuhkkembangkan melalui proses ujian di sekolah.
Siswa tidak dibenarkan menyontek selama ujian.
Artinya, kerjakan sendiri soal ujian dan untuk dapat mengerjakan
sendiri harus banyak belajar. Menyontek itu itu sama dengan mengambil punya
orang lain dengan cara yang terlarang.
Dalam pembelajaran, jujur
termasuk salah satu sikap ilmiah. Jujur terhadap hasil dan penemuan
sendiri. Jujur terhadap kekurangan dan kelemahan diri sendiri sebaliknya
menerima kelebihan orang lain dengan lapang dada.
Iri dan dengki bukanlah sikap
dan karakter baik dalam hidup bermasyarakat. Melainkan bukti ketidakjujuran
terhadap diri sendiri, terhadap kelebihan lain.***