Mengapa Bosan dalam Belajar?
Oktober 17, 2017
Mengapa bosan belajar? Setiap manusia akan mengalami kebosanan terhadap sesuatu. Tidak pandang status, pangkat dan kedudukan, jenis kelamin, usia dan sebagainya. Artinya, siapapun memiliki rasa bosan. Itu hal yang lumrah terjadi. Kata orang pintar, kebosanan itu merupakan kondisi psikologis yang bersifat alamiah.
Foto : Ilustrasi bosan (pixabay.com)
Anak-anak, remaja, dan orang dewasa berpeluang untuk merasa jenuh alias bosan. Anak-anak merasa bosan bermain, misalnya. Siswa di sekolah bosan belajar.
Orangtua siswa bosan bekerja. Bosan bekerja artinya bosan mencari uang! Bosan dengan uang berarti bosan hidup.
Pembahasan kita difokuskan pada bosan belajar! Mengapa siswa bosan belajar? Lazimnya pekerjaan atau aktivitas rutin dan monoton cenderung mendatangkan kejenuhan.
Kegiatan siswa di sekolah atau di rumah cenderung itu ke itu juga.
Di sekolah belajar. Di rumah juga belajar plus membuat pekerjaan rumah yang segudang. Itu berlangsung setiap hari, setiap minggu bahkan setiap bulan.
Belajar itu wajib bagi siswa dan berlangsung setiap hari. Datang ke sekolah, duduk mendengar guru menerangkan pelajaran.
Kemudian sampai di rumah harus mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh guru. PR itu seabrek banyaknya.
Setiap siswa mempunyai ambang batas kebosanan yang berbeda. Ada tipe siswa yang mudah bosan alias pembosan. Ada pula yang tidak mudah bosan.
Ini hanya dua karakter berbeda terhadap rasa bosan. Kadang-kadang batas kebosanan itu tergantung pada bagaimana siswa dalam meredakan atau mengatasi kebosanannya sendiri.
Baca juga: Tips Jitu Meredakan Kebosanan Belajar.
Kayaknya rasa bosan itu seperti 'virus' yang mudah menyerang manusia. Kalau sudah dihinggapi virus bosan, semuanya jadi malas.
Malas belajar di sekolah maupun di rumah. Resikonya tentu sudah pasti ada.
Nilai hasil belajar tidak akan memuaskan. Bahkan bisa banyak mata pelajaran yang tidak tuntas. Resikonya bisa tidak naik kelas.
Bosan belajar berarti bosan naik kelas! Makanya jangan mudah bosan ya?***