Beban Mengajar Guru Terlalu Berat(?)

Beban mengajar guru terlalu berat (?) - Kesempatan ini matrapendidikan.com tidak akan membahas dasar hukum tugas guru dalam mengajar. Yang sudah diketahui banyak orang, beban mengajar guru sertifikasi adalah 24 jam per minggu. Masalahnya, apakah ini terlalu berat?

Beban tugas  mengajar tersebut harus sesuai dengan mata pelajaran yang diampu atau mata pelajaran yang tertera pada sertifikat guru profesional.

Bagaimana jika tidak mencukupi 24 jam di sekolah induk tempat guru bertugas?

Guru sertifikasi harus mencari jam mengajar tambahan ke sekolah lain sebanyak kekurangan jam di sekolah induk.

Ini jelas akan menimbulkan masalah baru jika sekolah tempat menambah jam mengajar jauh dari sekolah induk. 

Apakah mungkin guru bisa lebih terfokus untuk mengajar setelah bolak-balik dari dan ke sekolah induk?

Jika jumlah jam belajar siswa dalam satu hari 8 jam pelajaran, maka rata-rata jam mengajar seorang guru dalam satu hari adalah 4 jam.

Biasanya, mengatur jadwal mengajar supaya setiap guru mengajar 4 jam pelajaran tidaklah mudah. 

Pengaturan jadwal ini sering menimbulkan masalah tersendiri di sekolah.

Guru tidak hanya melaksanakan tugas untuk mengajar. Sebelum mengajar, guru mempersiapkan berbagai perangkat pembelajaran secara tertulis maupun tidak tertulis.

Perangkat mengajar tertulis ini penting karena menjadi bukti fisik guru telah melaksanakan penyusunan program pembelajaran.

Ada sekitar 11 butir perangkat pembelajaran yang harus dimiliki guru. Di antaranya adalah program tahunan, program semester, analisis materi pelajaran dan silabus, rencana pembelajaran, dan lain-lain.

Segala persiapan tertulis ini dibuat oleh guru pada awal tahun pembelajaran atau awal semester. 

Yang sering membuat guru kusuk kasak adalah menyiapkan semua perangkat mengajar.

Dilihat sepintas, apalah susahnya membuat perlengkapan administrasi mengajar tersebut. 

Namun faktanya, di awal tahun pelajaran atau tiap semester, atau tiap ada pemeriksaan administrasi guru. Guru bisa begadang sampai larut malam.

Berdasarkan analisa beban mengajar guru sertifikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa guru profesional Indonesia cukup sibuk dengan kegiatan pendidikan di sekolah.

Bahkan kesibukan itu berlangsung sampai ke rumah masing-masing guru. 

Tentu saja hal ini akan membutuhkan kebugaran fisik yang memadai. Jika tidak, guru akan mengalami kelelahan dan jatuh sakit.

Waktu guru bersama keluarga tidak lagi seperti sebelumnya. Artinya, waktu guru bersama keluarga semakin berkurang. Semakin tersita oleh kegiatan pendidikan di sekolah. 

Tentu saja, besar harapan semua guru dapat menyeimbangkan waktu untuk tugas dan keluarga. Jika tidak pandai membagi waktu, bukan hal yang mustahil akan mengganggu stabilitas rumah tangga.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel