Beban Mengajar Guru Terlalu Berat(?)
Agustus 09, 2014
Beban mengajar guru terlalu berat (?) - Kesempatan ini matrapendidikan.com tidak akan membahas dasar hukum tugas guru dalam mengajar. Yang sudah diketahui banyak orang, beban mengajar guru sertifikasi adalah 24 jam per minggu. Masalahnya, apakah ini terlalu berat?
Beban tugas mengajar tersebut harus sesuai dengan mata pelajaran yang diampu atau mata pelajaran yang tertera pada sertifikat guru profesional.
Bagaimana jika tidak mencukupi 24 jam di sekolah induk tempat guru bertugas?
Guru sertifikasi harus mencari jam mengajar tambahan ke sekolah lain sebanyak kekurangan jam di sekolah induk.
Ini jelas akan menimbulkan masalah baru jika sekolah tempat menambah jam mengajar jauh dari sekolah induk.
Apakah mungkin
guru bisa lebih terfokus untuk mengajar setelah bolak-balik dari dan ke sekolah
induk?
Jika
jumlah jam belajar siswa dalam satu hari 8 jam pelajaran, maka rata-rata jam
mengajar seorang guru dalam satu hari
adalah 4 jam.
Biasanya, mengatur jadwal mengajar supaya setiap guru mengajar 4
jam pelajaran tidaklah mudah.
Pengaturan jadwal ini sering menimbulkan masalah
tersendiri di sekolah.
Guru
tidak hanya melaksanakan tugas untuk mengajar. Sebelum mengajar, guru
mempersiapkan berbagai perangkat pembelajaran secara tertulis maupun tidak
tertulis.
Perangkat mengajar tertulis ini penting karena menjadi bukti fisik
guru telah melaksanakan penyusunan program pembelajaran.
Ada
sekitar 11 butir perangkat pembelajaran yang harus dimiliki guru. Di antaranya
adalah program tahunan, program semester, analisis materi pelajaran dan
silabus, rencana pembelajaran, dan lain-lain.
Segala persiapan tertulis ini
dibuat oleh guru pada awal tahun pembelajaran atau awal semester.
Yang sering membuat guru kusuk kasak adalah menyiapkan semua perangkat mengajar.
Dilihat sepintas, apalah susahnya membuat perlengkapan administrasi mengajar tersebut.
Namun faktanya, di awal tahun pelajaran atau tiap semester, atau tiap ada pemeriksaan administrasi guru. Guru bisa begadang sampai larut malam.
Berdasarkan
analisa beban mengajar guru sertifikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa guru
profesional Indonesia cukup sibuk dengan kegiatan pendidikan di sekolah.
Bahkan
kesibukan itu berlangsung sampai ke rumah masing-masing guru.
Tentu saja hal ini
akan membutuhkan kebugaran fisik yang memadai. Jika tidak, guru akan mengalami
kelelahan dan jatuh sakit.
Waktu
guru bersama keluarga tidak lagi seperti sebelumnya. Artinya, waktu guru
bersama keluarga semakin berkurang. Semakin tersita oleh kegiatan pendidikan di
sekolah.
Tentu saja, besar harapan semua guru dapat menyeimbangkan waktu untuk
tugas dan keluarga. Jika tidak pandai membagi waktu, bukan hal yang mustahil akan
mengganggu stabilitas rumah tangga.***