Sejauhmana Dampak Program Sertifikasi Terhadap Pendidikan
Mei 10, 2014
Sejauhmana dampak program sertifikasi terhadap pendidikan - Hadirnya program sertifikasi guru dalam sistem pendidikan Indonesia dianggap
membawa prospek cerah terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Profesionalisme
dan kesejahteraan guru menjadi latar belakang utama lahirnya program sertifikasi guru.
Salah satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan disebabkan oleh kemampuan profesionalisme guru belum memadai.
Hal ini berkaitan dengan kesejahteraan guru yang belum sesuai harapan. Bagaimana guru bisa meningkatkan kemampuan profesinya jika kesejahteraannya masih memprihatinkan.
Di sisi lain, guru adalah ujung tombak dalam peningkatan mutu pendidikan.
Guru berinteraksi langsung dengan subjek sekaligus objek pendidikan. Jika ujung tombak tersebut tumpul, mana mungkin kualitas pendidikan dapat ditingkatkan.
Masalah ini terjawab sudah dengan lahirnya
kebijakan pemerintah melalui Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang
sertifikasi guru dan dosen.
Lahirnya
undang-undang ini diharapkan dapat membawa pencerahan terhadap wajah dunia
pendidikan di Indonesia.
Sampai tahun ini, undang undang undang
tentang guru dan dosen tersebut sudah berumur 9 tahun. Apakah program
sertifikasi yang telah menghabiskan dana sekian banyak sudah memperlihatkan
hasil? Sudah terlihat dampaknya terhadap peningkatan kualitas pendidikan?
Kita mungkin saja belum dapat melihat
hasil yang signifikan dari undang-undang tersebut terhadap peningkatan kualitas
pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan itu adalah sebuah proses panjang
sehingga tidak semudah membalik telapak
tangan.
Yang pasti, program sertifikasi guru sudah
mendekati target program penuntasannya sampai tahun 2015. Harapan kita sebagai pengontrol
sosial terhadap program pemerintah ini adalah cara berfikir, bersikap dan
bertindak guru jauh berbeda dengan sebelum disertifikasi.
Pola mengajar di ruang kelas tidak
lagi menggunakan metode konvensional. Sebaliknya mampu menerapkan strategi dan pendekatan
pembelajaran efektif dan efisien.
Pemerintah tidak mubazir mengeluarkan tunjangan profesi guru yang cukup besar. Maka
tunjangan itu diharapkan memang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan
profesi bukan untuk yang lain-lain.
Berapa persenkah tunjangan profesi
yang digunakan untuk membeli laptop/komputer, buku-buku bermanfaat,
meningkatkan kemampuan akses internet supaya tidak ada lagi guru sertifikasi
yang buta internet?
Semua itu bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di ruang kelas. Pembelajaran yang berkualitas akan
mengantarkan guru pada pendidikan yang berkualitas seperti yang diharapkan oleh
masyarakat Indonesia.***