Implikasi Pemberhentian Kurikulum 2013
Juni 20, 2014
Implikasi pemberhentian kurikulum
2013
– Kurikulum itu diperuntukkan buat siswa. Guru bertugas mengoperasionalkan
kurikulum melalui pembelajaran. Tidak berarti apa-apa jika kurikulum tidak dioperasionalkan
dengan baik.
Hal ini sudah disinggung pada artikel sebelumnya.
Baca kembali: Peran Strategis Guru dalam Kurikulum Pendidikan
Kurikulum
2013 seperti diketahui sudah diberhentikan pelaksanaannya di sekolah oleh
menteri pendidikan dan kebudayaan. Apa implikasi pemberhentian kurikulum 2013?
Ada dua hal implikasi yang perlu ditelisik pada kesempatan ini:
1.Biaya kurikulum 2013
Kurikulum
yang berlaku lebih kurang tiga semester itu konon telah menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari biaya
sosialisasi, pelaksanaan sampai penerbitan berbagai buku penunjang.
Ini yang
membuat pihak tertentu menganjurkan untuk meninjau ulang pemberhentian
kurikulum tersebut.
Namun tidak tertutup kemungkinan untuk disempurnakan
sehingga biaya yang sudah dikeluarkan tidak menjadi sia-sia. Misalnya, buku
yang telah diterbitkan dan diedarkan tetap dipakai di sekolah.
2.Mempengaruhi jam mengajar
Jika
dilihat kepentingan guru sebagai pelaksana kurikulum, penghentian tersebut akan
berdampak terhadap sertifikasi guru. Yang paling nyata adalah berkurangnya jam
wajib guru sehingga berkemungkinan terpaksa memenuhinya ke sekolah lain jika
ingin tetap mendapat tunjangan sertifikasi guru.
Struktur kurikulum 2013 dapat mengatasi sedikit masalah akan
kekurangan jam mengajar bagi mata pelajaran tertentu.
Namun
jika dilihat kepentingan siswa, penghentian berlakunya kurikulum 2013, mungkin
ada sisi baiknya. Yang pasti, otak siswa tidak lagi dipenuhi oleh materi, tas
siswa tidak lagi dibebani oleh buku.
Pembelajaran dijalankan sesuai potensi yang
dimiliki sekolah. Tidak dipaksakan, harus sama dengan sekolah lain.***