Siswa Lebih Dulu Menilai Guru
Juni 26, 2014
Siswa lebih dulu menilai guru
– Salah satu komponen penting dalam pembelajaran adalah penilaian. Kegiatan penilaian sudah pasti dilakukan oleh
guru setelah menyelesaikan pembahasan materi pelajaran. Tentu saja guru tidak sembarang
menilai. Guru telah mempersiapkan perangkat penilaian, termasuk soal-soal
penilaian.
Sebelum guru melakukan itu, ternyata siswa lebih duluan melakukan penilaian terhadap guru. Tidak ada perangkat penilaian yang dibuat oleh siswa.
Begitu pula soal-soal penilaian. Penilaian terhadap guru ternyata bersifat spontanitas dalam bentuk observasi belaka.
Saat
pertama berdiri di depan kelas. Saat itu pula, guru akan menjadi pusat
perhatian oleh semua siswa. Sekian pasang mata tertuju pada guru.
Mulai dari
kepala sampai ke ujung sepatu. Raut wajah guru begini, hidungnya begitu,
bibirnya begini…dan seterusnya.
Baca juga: Guru Tokoh Sentral di Kelas
Cara
dan gaya guru berbicara. Sudah pasti menimbulkan penilaian tersendiri pada
masing-masing siswa.
Begitu pula kebiasaan-kebiasaan guru ketika mengajar. Ada
yang sering menggaruk kepala tanpa disadari, mengulang-ulang kata atau
ucapan-ucapan tertentu yang mungkin bisa di hitung oleh siswa.
Semua
itu boleh jadi menjadi diskusi hangat dan menarik bagi siswa di kantin sekolah.
Kekurangan atau kelebihan guru akan terkuak dalam diskusi non formal tersebut.
Gaya siswa menceritakan guru kadang-kadang melebih gaya juru
kampanye pada pemilu legislatif atau presiden.
Baca juga: Inilah Ciri Guru yang Baik
Begitu
panjang proses penilaian yang dilakukan siswa terhadap guru. Bahkan, sekian
tahun yang akan datang akan diingat terus oleh siswa.
Guru bisa lupa kepada
siswa setelah sekian tahun mendatang. Namun siswa tidak akan pernah lupa pada
guru. Kecuali dilupa-lupain…hehehe.
Fenomena
ini patut menjadi perhatian khusus oleh guru dalam melaksanakan tugas
pembelajaran di ruang kelas.
Jika guru berhasil memberi kesan baik dan simpati,
besar harapan untuk merengkuh proses belajar berikutnya yang lebih menyenangkan.
Ujung-ujungnya akan mempermudah usaha guru untuk mengelola pembelajaran
efektif dan efisien.
Namun
jika gagal, siswa akan merasa “terpaksa” mengikuti pelajaran. Jika ada
kesempatan untuk minta izin keluar, itu akan mereka lakukan.
Begitu pula untuk
bolos belajar, atau mereka pilih saja untuk tidak hadir di sekolah pada
hari-hari tertentu.
Begitu
besar pengaruh penilaian siswa terhadap guru. Oleh sebab itu, guru perlu
mengetahui dan mendalami dinamika perkembangan siswa lebih jauh.
Semuanya
bertujuan untuk menciptakan pelayanan pembelajaran yang baik.***