Aset yang Paling Berharga
Juli 06, 2014
Aset yang paling berharga
– Tak dapat disangkal lagi. Anak adalah aset orang tua sekaligus aset bangsa
yang sangat berharga. Mengapa demikian? Mereka akan menjadi generasi penerus,
tumpuan harapan orangtua, bangsa dan negara. Kelak mereka akan menjadi
pemimpin bangsa yang berkarakter.
Inilah salah satu alasan yang sangat fundamental. Aset tersebut harus ditumbuhkembangkan sejak dini oleh setiap keluarga. Jangan biarkan seorang anak pun yang ditelantarkan oleh orangtua.
Orang
tua menjadi tulang punggung dalam pengembangan aset yang paling berharga itu. Wadah
pengembangan itu dimulai dari pendidikan di lingkungan keluarga. Karakter anak
mulai ditumbuhkembangkan melalui keteladanan orangtua.
Sulit diharapkan anak mempunyai karakter baik jika kedua orangtua tidak memberikan keteladanan dalam perilaku sehari-hari.
Sulit diharapkan anak mempunyai karakter baik jika kedua orangtua tidak memberikan keteladanan dalam perilaku sehari-hari.
Setelah
orangtua, lembaga pendidikan sekolah mempunyai peranan penting dalam
mengembangkan aset paling berharga itu. Kesadaran orangtua sangat diperlukan
untuk menyerahkan anak ke sekolah.
Memang, di sekitar kita sungguh banyak orang tua yang lebih mengutamakan pendidikan anak. Bekerja keras siang dan malam agar anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikan anak. Kalau perlu menjual atau menggadaikan harta benda miliknya.
Memang, di sekitar kita sungguh banyak orang tua yang lebih mengutamakan pendidikan anak. Bekerja keras siang dan malam agar anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikan anak. Kalau perlu menjual atau menggadaikan harta benda miliknya.
Namun
tak dapat dipungkiri. Di sekitar kita juga banyak kita lihat orang tua yang
menyerah terhadap kelangsungan pendidikan anak. Dengan dalih pendidikan mahal,
anak tak mau bersekolah, dan alasan lainnya.
Bahkan ada yang merasa terbebas dari beban biaya ketika anak berhenti sekolah. Anak berhenti sekolah tidak mereka pusingkan.
Namun mereka sangat terpukul bila memiliki kehidupan sosial yang rendah dari yang lainnya. Mereka berjuang mati-matian untuk memiliki sesuatu demi mengangkat status sosial dengan memiliki materi yang bisa dilihat orang banyak.
Bahkan ada yang merasa terbebas dari beban biaya ketika anak berhenti sekolah. Anak berhenti sekolah tidak mereka pusingkan.
Namun mereka sangat terpukul bila memiliki kehidupan sosial yang rendah dari yang lainnya. Mereka berjuang mati-matian untuk memiliki sesuatu demi mengangkat status sosial dengan memiliki materi yang bisa dilihat orang banyak.
Dikhawatirkan,
anak-anak mereka akan menjadi beban mereka sendiri kelak dikemudian hari. Masih
mending sampai disana, lebih parah jika anak yang ditelantarkan menjadi musuh
di lingkungan mereka berada.
Itulah,
mengapa perlu mengembangkan anak sebagai aset yang paling berharga. Berguna
bagi orangtua, bangsa dan Negara. Bukan sebaliknya!***