Hubungan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran

Hubungan guru dan siswa dalam pembelajaran – Pada mulanya ada anggapan bahwa guru telah berhasil menjalankan pembelajaran dengan baik apabila suasana kelas tenang. Hanya suara guru yang terdengar berceramah.

Siswa mendengarkan guru menerangkan pelajaran seraya melipat kedua tangannya di atas meja. Atau melongo saja memperhatikan guru menjelaskan materi belajar.

Perkembangan proses pendidikan telah mengubah semua anggapan tersebut. Pembelajaran itu dikatakan baik apabila terjadi hubungan timbal balik atau interaksi bersifat dinamis

Antara guru dengan siswa, siswa dengan temannya atau siswa dengan sumber belajar yang sedang digunakan. Sumber belajar yang digunakan antara lain media belajar, alat peraga, buku sumber belajar, dan lain sebagainya.


Hubungan komunikasi timbal balik harus berlangsung secara independen, tanpa ada tekanan pada masing-masing pihak. Guru merasa nyaman untuk membelajarkan siswa. Sementara siswa sendiri merasa bebas belajar. 

Bebas belajar disini maksudnya mempunyai keleluasaan dalam mengeksploitasi dan mengeksplorasi materi pelajaran sehingga menjadi milik siswa.

Hubungan komunikasi seperti itu akan terjalin apabila hubungan sosial antara guru dan siswa berjalan harmonis. Hubungan sosial yang harmonis sesungguhnya dapat menghemat energi guru dalam menegakkan disiplin belajar. Prilaku menyimpang siswa selama belajar dapat ditekan sekecil mungkin.

Namun jika hubungan sosial guru dan murid berlangsung sebaliknya. Energi guru akan tersita hanya untuk menegakkan disiplin belajar siswa. Menasehati atau memarahi siswa melulu. 

Akibatnya, apapun strategi dan metode mengajar, sangat diragukan akan membuahkan hasil kecuali hanya sekadar tertulis dalam perangkat mengajar yang dibuat oleh guru.

Mudah-mudahan artikel ini menjadi bahan inspirasi bagi pendidik, khususnya guru dalam melaksanakan pembelajaran.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel