Jangan Paksa Anak Belajar !
September 01, 2014
Jangan paksa anak belajar– Kesimpulan ini bukanlah hasil sebuah penelitian ilmiah yang dilandasi oleh
segudang teori tentang pendidikan. Melainkan hanyalah sebuah kesimpulan dari
proses kecil yang dilakukan admin matrapendidikan.com
terhadap pendidikan anak. Baik sebagai orangtua di rumah maupun dalam
kapasitas seorang guru di sekolah menengah pertama.
Tidak memaksa anak bukan berarti membiarkan anak untuk tidak belajar. Hanya saja, guru atau orang tua di rumah perlu menciptakan situasi yang membuat anak merdeka dari beban kemalasan atau kebosanan belajar yang membelenggu mereka.
Ketika siswa mengantuk, atau bahkan tertidur saat belajar di kelas. Guru tidak melakukan tindakan yang memalukan siswa tersebut.
Misalnya, mencemooh atau mentertawakan siswa tersebut bersama teman-temannya.
Justru sebaliknya, membiarkan situasi tersebut untuk beberapa waktu. Kemudian mengajukan saran kepada siswa tersebut untuk meninggalkan kelas barang beberapa menit, mencuci muka atau aktivitas apa saja yang bisa meredakan rasa kantuknya.
Di
samping itu, guru perlu memberi sedikit waktu kepada siswa untuk melakukan jeda
belajar. Di tengah pelajaran atau di akhir pembelajaran.
Bebaskan mereka dari
aktivitas belajar beberapa menit sebelum dilanjutkan kemudian.
Bagaimana
di rumah? Orang tua perlu memberi kesempatan kepada anak untuk mengambil sikap dalam
situasi yang membosankan mereka.
Ketika anak lagi malas belajar, enggan
mengerjakan pekerjaan rumah (PR), orangtua sebaiknya tidak memaksa, menceramahi
atau memarahi anak.
Kalau
perlu ajak mereka untuk menghilangkan kemalasan dan kebosanannya.
Misalnya,
menonton televisi, bermain catur, bermain game
atau bermain apa saja yang menyenangkannya.
Tentu
saja, uraian tersebut di atas hanyalah upaya atau strategi kecil bagi guru atau
orang tua yang bersifat relatif. Pelaksanaannya harus melihat situasi dan
kondisi sang anak. Terima kasih.***