Bagaimana Menghadapi Anak Kritis?
Oktober 28, 2014
Bagaimana menghadapi anak kritis?
– Seringkali orangtua merasa kewalahan, bahkan tidak sabar dalam menghadapi
anak yang kritis. Anak banyak bertanya ini dan itu. Kadang-kadang pertanyaan
anak terasa aneh dan tidak masuk akal.
Orangtua perlu memahami bahwa anak yang berpikir kritis memang ditandai dengan banyak bertanya.
Rasa ingin tahu yang dimiliki anak dilampiaskan dengan mengajukan pertanyaan kepada orang terdekat dengannya. Siapa lagi kalau bukan orangtua.
Lalu,
bagaimana menghadapi anak kritis? Ikuti
tips sederhana berikut ini:
1.Berikan jawaban sesuai taraf berpikir anak
Memberikan
jawaban atas pertanyaan anak akan membuat rasa ingin tahu anak dapat tumbuh
subur dalam diri anak.
Namun demikian, jawaban yang diberikan orangtua perlu
mempertimbangkan usia dan taraf berpikir anak.
2.Bersikap jujur dan lugas
Jika
orangtua memang tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan anak. Ada baiknya bersikap
jujur saja kepada anak.
Ini bertujuan untuk menghindari pemahaman yang keliru
terhadap pengetahuan anak. Selain itu juga menanamkan sifat jujur dan tidak sok
tau.
3.Jangan perlihatkan kewalahan
Mungkin
tidak selalu orangtua dapat menjawab dan menjelaskan pertanyaan anak. Namun
usahakan untuk tidak memperlihatkan kalau orangtua kewalahan atau merasa bosan
terhadap anak yang banyak tanya.
4.Tidak menganggap sepele pertanyaan anak
Menganggap
sepele pertanyaan yang diajukan dapat merendahkan kepercayaan diri anak.
Mungkin suatu saat anak tidak mau bertanya lagi pada orangtua. Anak merasa,
jangan-jangan pertanyaannya tidak bagus atau tidak bermanfaat.
Sebaliknya,
orangtua perlu menganggap penting semua pertanyaan anak. Hal ini ditunjukkan
dengan memberikan layanan jawaban yang memuaskan anak.
Ini akan
menumbuhsuburkan pikiran kritis dan rasa percaya diri anak.
Jangan lupa baca: Pengembangan Kreativitas Anak di Lingkungan Keluarga
5.Sediakan waktu berdiskusi dengan anak
Kadang-kadang
anak bertanya saat orangtua sibuk mengerjakan sesuatu di rumah. Jarang melihat
orangtuanya memiliki waktu senggang.
Makanya, selagi ada kesempatan anak akan
langsung bertanya tanpa melihat kondisi orangtuanya.
Oleh sebab itu, orangtua
perlu menyediakan waktu khusus untuk berdiskusi dengan anak.***