Benarkah Wibawa Guru Telah Melorot?
Oktober 11, 2014
Benarkah wibawa guru telah melorot?
– Dari hasil diskusi dengan beberapa teman guru. Disimpulkan bahwa rasa hormat
siswa terhadap guru akhir-akhir ini semakin mengalami degradasi. Bukan hanya
terhadap guru, terhadap orangtua mereka sendiri sering berlaku tidak hormat.
Tentu saja, kesimpulan di atas bukanlah sebuah generalisasi yang mutlak diterima kebenarannya karena tidak melalui penelitian atau survei ilmiah.
Kenyataannya, masih banyak siswa yang menaruh rasa hormat kepada guru dan orangtuanya.
Jika rasa hormat sudah berkurang apakah pertanda wibawa guru sudah melorot di mata peserta didik?
Jawaban pertanyaan ini memerlukan analisa mendalam. Tidak mungkin dijawab dengan jawaban iya atau tidak.
Guru
ada karena ada siswa. Ini hukum alam yang tak mungkin dipungkiri.
Pada
hakikatnya guru bukan untuk dilayani, melainkan memberi pelayanan optimal
terhadap peserta didik.
Dalam hal ini memberikan layanan dan bimbingan terhadap
murid dalam aspek sikap dan tingkah laku, ilmu pengetahuan dan keterampilan
dasar.
Mengapa
mereka dilayani? Karena mereka membutuhkan layanan dan bimbingan! Sebagai
individu mereka mempunyai potensi masing-masing.
Peranan layanan dan bimbingan adalah untuk
menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki murid menjadi lebih optimal.
Sebagai
individu yang sedang berkembang, kadang-kadang mereka merasa tidak membutuhkan
sesuatu yang diberikan pendidik.
Seakan-akan lebih pintar dari gurunya. Ini
terlihat dari sikap dan tingkah lakunya.
Ketika guru memberi materi pelajaran
mereka sering tidak memperhatikan dengan baik.
Ada yang bolos, ngobrol dengan
teman sebangku, bergurau, dan lain sebagainya.
Inilah
yang dituntut dari seorang pendidik: kesabaran! Sabar namun smart dalam memberikan layanan kepada siswa.
Mencari strategi dan
metode yang kira-kira jitu untuk menjinakkan sikap dan tingkah laku mereka.
Dinamisasi
sikap dan tingkah laku siswa sangat dipengaruhi oleh perkembangan lingkungannya.
Termasuk perkembangan media informasi seperti televisi dan jaringan internet.
Kadang-kadang
pengaruh lingkungan jauh lebih besar ketimbang pengaruh guru dan orang tua.
Namun
demikian, wibawa guru tidak akan pernah dikalahkan oleh pengaruh lingkungan
apapun.
Yang terjadi di lapangan sesungguhnya adalah proses pematangan
individu.
Jika ada yang tidak hormat terhadap guru, itupun sekadar dampak
proses pematangan dan layanan guru terhadap siswa, bukan menurunnya wibawa
guru.***