Pengembangan Kreativitas Anak di Lingkungan Keluarga
Oktober 18, 2014
Pengembangan kreativitas anak di lingkungan keluarga – Pendidikan pertama dan utama bagi seorang anak
adalah lingkungan keluarga. Uniknya, pendidikan di lingkungan keluarga tidak
mempunyai kurikulum sebagaimana di lembaga pendidikan sekolah.
Orangtua menjadi pendidik pertama bagi anak. Pendidik yang menanamkan nilai karakter baik melalui contoh dan keteladanan. Ini sesuai dengan norma agama, sosial dan budaya yang dianut keluarga.
Jika orang tua berhasil menanamkan nilai dan norma
yang kokoh kepada anak, maka segenap potensi yang dimiliki anak akan dapat
berkembang baik.
Tepat
dikatakan jika orangtua menjadi perintis dalam mengembangkan potensi anak.
Seorang anak merupakan aset yang paling berharga yang membawa potensi kreatif, bakat dan minat sejak lahir.
Semua ini
akan dioptimalkan melalui peran orang tua sebagai pendidik sekaligus guru di
lingkungan keluarga.
Situasi
dan kondisi lingkungan keluarga sangat menentukan perkembangan segenap potensi
anak. Oleh sebab itu orangtua berupaya untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif sehingga potensi anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Kreativitas
mengandung makna kemampuan untuk menghadapi persoalan-persoalan sederhana yang
diahadapi oleh anak. Selain itu juga dimaknai kemampuan untuk menciptakan suatu
gagasan atau ide yang bermanfaat.
Di
sisi lain, banyak orang tua yang beranggapan bahwa pengembangan kreativitas
anak lebih bagus melalui jalur pendidikan formal.
Tidak mengherankan jika orang
tua berbondong-bondong menyerahkan anak ke grup bermain anak, PAUD dan taman
kanak-kanak pada usia dini.
Beruntunglah
anak yang telah mendapat pendidikan pertama dan utama di lingkungan keluarga.
Memiliki dasar-dasar agama, akhlak dan budi pekerti yang kuat, kreativitas yang
memadai, sebelum memasuki dunia sekolah. Dunia sekolah lebih berorientasi pada
kreativitas intelektual dan psikomotorik semata ???***