Strategi Membelajarkan Anak dengan Cepat di Rumah
Oktober 16, 2014
Strategi membelajarkan anak di
rumah – Proses belajar manusia berlangsung seumur
hidup. Mulai dalam kandungan seorang ibu sampai manusia itu menutup mata. Belajar
untuk meningkatkan kualitas diri. Dilakukan secara mandiri maupun melalui pihak
lain yang ikut bertanggung jawab terhadap pendidikan anak.
Anak adalah amanah atau titipan Yang Maha Kuasa kepada kedua orangtua. Oleh sebab itu kewajiban orangtua terhadap anak adalah membesarkan dan mendidiknya menjadi pribadi yang mampu mandiri kelak.
Pendidikan
utama dan pertama diperoleh anak melalui lingkungan
keluarga. Oleh sebab itu, kepribadian dan kebiasaan orangtua akan memberi
corak dan warna pada perkembangan anak. Orangtua secara aktif dapat melibatkan
anak dalam tindakan belajar.
Orangtua di rumah dapat bertindak sebagai guru, pendidik, pengasuh dan perawat anak.
Tindakan ini sesungguhnya lebih kompleks ketimbang peran guru di sekolah.
Namun
peran guru dan pendidik akan memposisikan orangtua sebagai guru profesional
dan pendidik yang handal. Melalui peran ini orangtua akan dapat membelajarkan
anak dengan cepat.
Ada
beberapa strategi yang dapat dilakukan orang tua dalam membelajarkan anak di rumah:
1.Memberi pujian
Memberi
pujian dilandasi oleh filosofi, bila anak dibesarkan dengan pujian ia akan
berusaha menghargai orang lain. Akan berusaha berbuat lebih baik namun tidak
menjadikannya sombong dan angkuh.
Oleh sebab itu, orang tua seyogyanya
memberikan pujian kepada anak yang telah berhasil melakukan sesuatu atau
memperoleh sesuatu yang baik.
Pujian ini akan berpengaruh besar pada
pembentukan sikap berani dan memiliki motivasi belajar yang tinggi.
2.Membelajarkan anak dengan fantasi
Membelajarkan
anak melalui fantasi cukup efektif membelajarkan anak dalam pembentukan sikap
dan kepribadiannya.
Contoh kegiatan yang dapat dilakukan orangtua adalah
bercerita atau mendongeng kepada anak.
Tentu saja, dalam hal ini diperlukan
kepiawaian orangtua dalam bercerita. Paling tidak orangtua dapat menceritakan
buku dongeng atau cerita-cerita menarik bagi anak.
3.Bersosialisasi dengan anak
Bersosialisasi
dengan anak di antara ikut menemani anak dalam bermain. Anak usia di bawah 10
tahun lebih senang bermain.
Orangtua dapat menemani atau ikut bermain bersama
anak. Masalahnya mungkin, orangtua memiliki
keterbatasan waktu untuk menemani anak bermain.
Tentu
saja, menerapkan tips di atas perlu waktu dan kesabaran. Proses pembentukan
sikap dan kepribadian anak bukanlah proses yang instant. Begitu pula proses membelajarkan anak di rumah.***