Kecenderungan Mata dan Lidah

Kecenderungan mata dan lidah – Secara alamiah, mata cenderung ingin melihat sesuatu yang indah. Begitu pula lidah, ingin mengecap segala sesuatu yang enak dan lezat. Namun pada kenyataannya, tidak mungkin memenuhi kecenderungan mata dan lidah itu secara sempurna. Kemampuan manusia untuk memenuhi kecenderungan itu sangat terbatas.

Mata dan lidah adalah dua dari lima alat indra manusia. Sudah dimaklumi bahwa mata adalah alat indra penglihatan.

Meskipun demikian, kita belum bisa melihat sesuatu kalau belum ada cahaya yang memantul ke mata. Jadi, untuk melihat sesuatu harus ada alat indra dan cahaya. 
Baca juga: Mata Manusia Identik dengan Kamera?
Namun kita juga diingatkan untuk selalu berhati-hati menggunakan mata.

Jangan sampai salah lihat, atau jangan gunakan untuk melihat sesuatu yang dilarang. Sering terjadi salah paham gara-gara salah lihat. 

Atau barangkali cara melihat sesuatu yang salah. Misalnya, melihat seseorang yang pemarah dengan sudut mata aneh.

Memandang seseorang dengan cara pandang menaruh curiga.  

Atau melihat istri orang yang cantik terlalu lama dengan pandangan tak wajar. Ini mungkin akan menimbulkan masalah.

Lidah mungkin tak kalah sengitnya. Lidah adalah indra pengecap rasa; asin, manis, asam dan pahit. Lidah juga berfungsi untuk membantu penempatan makanan di dalam mulut. Selain itu sebagai alat untuk berbicara. 
Baca juga: Fakta di Balik Lidah Manusia

Secara anatomi, lidah hanyalah sepotong daging tanpa tulang yang dapat menjulur dalam rongga mulut.

Meskipun demikian, kemampuan daging lidah ini untuk membuat pemiliknya maupun orang lain sengsara sungguh luar biasa. 

Bahkan orang bijak menggambarkan lebih tajam dari belati untuk melukai orang lain.

Luka karena belati masih bisa disembuhkan. Apa hendak dinyana, luka oleh sayatan lidah entah kapan sembuhnya.

Tentu kita juga maklum. Kecenderungan mata dan lidah tidak selalu mendatangkan masalah.

Bahkan kita sering diajarin oleh orang tua, kalau pandai menggunakan kecenderungan mata dan lidah dengan baik. 

Kita maupun orang lain akan menjadi senang. Banyak punya teman, sebaliknya jarang punya musuh. Begitu kata orang tua kita!***