3 Alasan Mengapa Lagu Anak Semakin Langka
Februari 25, 2013
3 Alasan mengapa lagu anak semakin langka – Benarkah lagu anak Indonesia semakin langka? Jika benar maka wajar kalau anak cenderung mengkonsumsi lagu untuk orang dewasa atau remaja.
Ini cukup mengkhawatirkan jika mengacu pada apa yang sering diungkapkan oleh pakar pendidikan.
Lagu yang dikonsumsi anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologis anak. Oleh sebab itu lagu anak perlu ditampilkan dengan lirik dan nada yang mudah dicerna oleh otak anak.
Lagu anak mengandung nilai karakter baik untuk perkembangan kepribadiannya. Itulah idealnya.
Tak dapat dinafikan kalau perkembangan lagu-lagu remaja dan orang dewasa akhir-akhir ini telah menggeser keberadaan lagu anak-anak Indonesia.
Trend musik yang berkembang dari hari ke hari telah menjauhkan anak dari karakter yang sesuai dengan usia dan taraf perkembangannya.
Anak-anak pun menjadi latah membawakan lagu remaja dan dewasa.
Ini cukup mengkhawatirkan jika mengacu pada apa yang sering diungkapkan oleh pakar pendidikan.
Lagu yang dikonsumsi anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologis anak. Oleh sebab itu lagu anak perlu ditampilkan dengan lirik dan nada yang mudah dicerna oleh otak anak.
Lagu anak mengandung nilai karakter baik untuk perkembangan kepribadiannya. Itulah idealnya.
Tak dapat dinafikan kalau perkembangan lagu-lagu remaja dan orang dewasa akhir-akhir ini telah menggeser keberadaan lagu anak-anak Indonesia.
Trend musik yang berkembang dari hari ke hari telah menjauhkan anak dari karakter yang sesuai dengan usia dan taraf perkembangannya.
Anak-anak pun menjadi latah membawakan lagu remaja dan dewasa.
Lagu anak dekade 70 dan 80-an
Jika
menoleh jauh ke masa silam, dekade tahun
70 dan 80-an misalnya. Lagu anak sedang mengalami perkembangan.
Orangtua di
rumah sengaja membelikan anaknya pita kaset lagu anak Indonesia dari artis
cilik.
Sebutlah Adi Bing Slamet, Chica Koeswoyo, Ira Maya Sopha, dan Yoan
Tanamal. Selain itu, media penyiaran seperti telivisi (TVRI satu-satunya) dan
RRI sering menampilkan lagu anak dalam acara khusus anak-anak.
Dekade
90-an boleh dikatakan dekade keemasan lagu anak Indonesia. Hal ini seiring
dengan bermunculannya media penyiaran.
Di samping TVRI, chanel televisi swasta
pun bermunculan. Untuk mengejar pemirsa, TV swasta berebut menayangkan acara
dan lagu anak.
Artis cilik yang popular antara lain; Joshua, Tina Toon, Trio
Kwek-kwek, Cindy Cenora, dan masih banyak yang lainnya.
Kini artis cilik tersebut telah menjadi remaja dan orang dewasa.
Tentu saja mereka boleh bangga karena pada masanya, artis cilik tersebut telah mempengaruhi perkembangan otak anak menjadi lebih baik.
Baca juga: Benarkah Lagu Anak Indonesia Semakin Langka?
Namun
era keemasan lagu anak itu seakan telah berakhir. Lagu anak Indonesia pun
semakin langka.
Menurut perhatian admin, sekurang-kurangnya ada 3 faktor
penyebab mengapa lagu anak Indonesia jadi langka;
1.Keluarga sudah enggan memutar lagu anak
Hampir
semua keluarga memiliki media televisi. Acara yang disuguhkan oleh berbagai
chanel TV swasta semakin bervariasi dan menarik.
Anggota keluarga lebih banyak
menghabiskan waktu istirahat di rumah dengan menonton acara tersebut ketimbang
memutar lagu anak-anak melalui pemutar musik yang ada.
2.Media penyiaran jarang menayangkan lagu anak
Media
elektronik seperti TV dan radio sudah jarang menayangkan lagu anak. Musik
hiburan yang ditayangkan lebih cenderung memuaskan kepentingan orang dewasa.
Barangkali
hal ini berkaitan dengan rating penyiaran. Lagu-lagu orang dewasa dan remaja dengan
judul dan lirik yang aneh justru lebih banyak mengundang pemirsa ketimbang musik
dan lagu anak.
3.Produser dan pencipta lagu kurang gairah
Kaset
dan CD lagu anak kurang laris di pasaran. Kemajuan teknologi membuat masyarakat
mencari langkah praktis.
Jika ingin memiliki koleksi lagu anak, seperti cukup
mendownload file MP3 dan MP4-nya di internet ketimbang membeli kaset dan CD
yang aslinya.
Itulah
3 faktor utama penyebab langkanya lagu anak Indonesia berdasarkan perhatian dan
analisa admin.***