Keluarga Mutlak Sebagai Jalur Utama Pendidikan Anak
Februari 05, 2015
Keluarga mutlak sebagai jalur utama pendidikan anak – Keluarga merupakan salah satu pendidikan anak disamping jalur pendidikan sekolah dan lingkungan masyarakat. Peranan keluarga sangat penting dalam membentuk sikap dan karakter anak. Mengapa demikian?
Anak dilahirkan, tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga. Pondasi dan strategi pendidikan karakter yang memadai di lingkungan keluarga akan membuat tugas pendidikan di lembaga formal menjadi tidak semakin rumit.
Keluhan pihak sekolah dan masyarakat terhadap sikap dan karakter anak sekarang ini berawal dari ketidakmapanan orangtua membekali sikap dan karakter pada anak tersebut.
Anak yang sering bermasalah di sekolah, terungkap karena kurangnya perhatian kedua orangtua terhadap anak.
Orangtua sering menyerahkan urusan pendidikan anak kepada pihak sekolah semata.
Bagaimana
mau mengembangkan sifat dan karakter anak secara optimal. Kalau pondasinya saja
tidak kokoh dan utuh dibentuk di lingkungan keluarga sejak awal?
Ya,
pendidikan karakter idealnya telah diperkokoh dalam lingkungan keluarga. Guru
yang paling utama hanyalah orangtua mereka. Masa-masa emas anak diawali
bersama orang tua.
Contoh dan suri tauladan orang tua sangat mudah merasuk ke
dalam jiwa anak pada masa ini.
Ada
yang spesifik dari pendidikan anak di
lingkungan keluarga. Proses pendidikan berjalan tanpa batas waktu. Selagi anak masih
bersama orangtua, selama itu pulalah berlangsungnya proses pendidikan karakter.
Itu bukan berarti proses pendidikan keluarga akan berhenti ketika anak memasuki
bangku sekolah.
Pendidikan
karakter anak di lingkungan keluarga menyangkut sikap dan moral, budi pekerti
dan akhlak mulia. Orangtua sebagai pendidik utama menjadi acuan bagi anak.
Bagaimana sikap dan karakter orangtua, akan menjadi contoh dan suri tauladan
yang baik dan mudah diikuti oleh anak. Dan ini juga menjadi hal spesifik
pendidikan di lingkungan keluarga.
Bagaimana
jika lingkungan keluarga bukan menjadi pendidikan utama? Misalnya, anak
diserahkan lebih cepat ke pihak kedua. Mungkin karena kesibukan menjalani tugas
rutin mencari penghidupan.
Anak diserahkan ke sekolah sebelum waktunya meskipun
dalam perundang-undangan dibolehkan.
Mungkin
pada tahap-tahap awal anak akan menjadi jauh lebih pintar dan memiliki karakter
positif. Namun pada waktunya, besar kemungkinan anak akan menjalani kejenuhan
dalam hidup.
Anak pada masa emas, yang diasuh oleh orang atau lembaga lebih
berpeluang untuk menunjukkan sikap mengkritik dan memprotes orangtua.
Sebab,
metode pendidikan karakter yang diterima anak berbeda dengan model yang diterapkan oleh
pihak kedua. Jangan heran jika suatu saat anak berani membangkang pada orangtua.
Jadi, pendidikan karakter pada anak dalam usia emas seyogyanya bertumpu
pada pendidikan di lingkungan keluarga.***