Jadikan Keluarga Basis Pendidikan Anak
Maret 18, 2015
Jadikan keluarga basis pendidikan
anak
– Keluarga diakui sebagai lembaga pendidikan non formal paling mumpuni dalam pendidikan anak. Oleh sebab itu pondasi
pendidikan di lingkungan keluarga ini harus kokoh.
Kokoh dalam arti mampu memberikan sandaran pendidikan karakter dan kepribadian yang kuat sebelum anak memasuki dunia luar.
Karakter dan kepribadian yang kokoh di lingkungan rumah tangga menjadi bekal bagi anak untuk siap terjun ke dunia luar. Anak akan mampu mandiri menghadapi masalah, baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya.
Selain itu anak mampu beradaptasi dengan dinamika lingkungan yang mudah berubah dan rentan terhadap pengaruh negatif.
Anak
akan mudah diarahkan oleh pihak lainnya yang bertanggung jawab dengan
pendidikan anak. Katakanlah itu guru di sekolah dan masyarakat tempat mereka
bergaul.
Yang tak kalah penting lagi adalah anak tidak sering menimbulkan
masalah bagi dirinya sendiri maupun orang-orang lain di sekitarnya.
Keluhan
pihak sekolah dan masyarakat, yang sering kita dengar adalah kenakalan anak dan
kaum remaja khususnya.
Di sekolah anak sering menunjukkan perilaku menyimpang sehingga menimbulkan masalah bagi
anggota komunitasnya. Begitu pula dalam pergaulan sosial sehari-hari di
lingkungan masyarakat.
Sering anak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan
masyarakat dimana ia berada. Seolah-olah mereka tak pernah mendapat pendidikan
tentang karakter yang baik dari kedua orangtua mereka.
Itulah
sebabnya, mengapa keluarga dipandang sebagai basis pendidikan
bagi anak. Hal ini menempatkan peran kedua orang tua lebih dominan dari figur
lainnya yang ada di dalam keluarga.
Orangtua harus menjadi guru dan pendidik
utama bagi anak dalam penumbuhan karakter baik.
Karakter
dan kepribadian orangtua akan banyak mewarnai anak. Oleh sebab itu, anak perlu
mendapat bimbingan dan pencerahan yang memadai sebelum mereka terjun bergaul
dengan lingkungan luar.
Mungkin cukup beralasan mengapa seorang anak perlu
lebih banyak bergaul dengan orangtua sampai umur 5 tahun. Kedua orangtua
adalah figur yang ditiru dan diteladani oleh anak.
Anak
yang sering bermasalah di lingkungan luar, pada umumnya karena kurang mendapat
bimbingan dan pencerahan yang memadai dari kedua orangtua.
Mungkin karena
orangtua terlalu sibuk dengan pekerjaan sehari-hari sehingga anak luput dari
perhatian dalam konteks yang sesungguhnya.
Menyerahkan
anak terlalu dini kepada lembaga pendidikan formal dan normal, juga berpengaruh
besar terhadap kepribadian anak.
Bukan mustahil anak ini menjadi lebih patuh
kepada gurunya ketimbang pada orangtuanya sendiri. Anak akan susah diatur oleh
orang tuanya sendiri.***