Jadikan Keluarga Basis Pendidikan Anak

Jadikan keluarga basis pendidikan anak – Keluarga diakui sebagai lembaga pendidikan non formal paling mumpuni dalam  pendidikan anak. Oleh sebab itu pondasi pendidikan di lingkungan keluarga ini harus kokoh.

Kokoh dalam arti mampu memberikan sandaran pendidikan karakter dan kepribadian yang kuat sebelum anak memasuki dunia luar. 

Karakter dan kepribadian yang kokoh di lingkungan rumah tangga menjadi bekal bagi anak untuk siap terjun ke dunia luar. Anak akan mampu mandiri menghadapi masalah, baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya. 

Selain itu anak mampu beradaptasi dengan dinamika lingkungan yang mudah berubah dan rentan terhadap pengaruh negatif.

Anak akan mudah diarahkan oleh pihak lainnya yang bertanggung jawab dengan pendidikan anak. Katakanlah itu guru di sekolah dan masyarakat tempat mereka bergaul. 

Yang tak kalah penting lagi adalah anak tidak sering menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri maupun orang-orang lain di sekitarnya.

Keluhan pihak sekolah dan masyarakat, yang sering kita dengar adalah kenakalan anak dan kaum remaja khususnya. 

Di sekolah anak sering menunjukkan perilaku menyimpang sehingga menimbulkan masalah bagi anggota komunitasnya. Begitu pula dalam pergaulan sosial sehari-hari di lingkungan masyarakat. 

Sering anak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan masyarakat dimana ia berada. Seolah-olah mereka tak pernah mendapat pendidikan tentang karakter yang baik dari kedua orangtua mereka.

Itulah sebabnya, mengapa keluarga dipandang sebagai basis pendidikan bagi anak. Hal ini menempatkan peran kedua orang tua lebih dominan dari figur lainnya yang ada di dalam keluarga. 

Orangtua harus menjadi guru dan pendidik utama bagi anak dalam penumbuhan karakter baik.

Karakter dan kepribadian orangtua akan banyak mewarnai anak. Oleh sebab itu, anak perlu mendapat bimbingan dan pencerahan yang memadai sebelum mereka terjun bergaul dengan lingkungan luar. 

Mungkin cukup beralasan mengapa seorang anak perlu lebih banyak bergaul dengan orangtua sampai umur 5 tahun. Kedua orangtua adalah figur yang ditiru dan diteladani oleh anak.

Anak yang sering bermasalah di lingkungan luar, pada umumnya karena kurang mendapat bimbingan dan pencerahan yang memadai dari kedua orangtua. 

Mungkin karena orangtua terlalu sibuk dengan pekerjaan sehari-hari sehingga anak luput dari perhatian dalam konteks yang sesungguhnya.

Menyerahkan anak terlalu dini kepada lembaga pendidikan formal dan normal, juga berpengaruh besar terhadap kepribadian anak. 

Bukan mustahil anak ini menjadi lebih patuh kepada gurunya ketimbang pada orangtuanya sendiri. Anak akan susah diatur oleh orang tuanya sendiri.***