Kesenian Tradisional Selawat Dulang
Juni 15, 2015
Kesenian tradisional selawat
dulang – Minangkabau termasuk salah satu wilayah di
Indonesia yang kaya kesenian tradisional dan budaya daerah yang beragam.
Berbagai jenis seni hasil kreasi nenek moyang tetap dijaga kelestariannya
secara turun temurun.
Radio swasta di daerah sering menyiarkan siaran langsung (live) kesenian Selawat Dulang. Misalnya, Radio Sanjung (Muaro), Atha Athari FM (Lintau), dll.
Selawat dulang
adalah salah satu contoh kesenian
tradisional Minangkabau bernuansa islam yang perlu dilestarikan. Seni
sastra lisan ini ditampilkan oleh dua orang laki-laki sambil menabuh nampan
kuningan berdiameter lebih kurang 70 senti meter.
Kedua penabuh nampan duduk
bersisian sambil melafalkan teks dengan irama khas islami secara bergantian dan
bersahutan.
Biasanya,
teks yang dilafalkan berisi tanya jawab tentang hukum islam, pesan-pesan
rohaniah kepada pemirsa.
Dalam satu ajang, biasanya ditampilkan dua grup salawat
dulang secara bergiliran. Tanya jawab hukum islam juga bisa terjadi antara kedua grup.
Mengikuti
perkembangan zaman, syair lafal salawat dulang telah diperluas dengan
memasukkan unsur-unsur kesenian modern.
Lirik lagu populer sering diselipkan
untuk member variasi dan daya tarik kepada pemirsa.
Ini suatu langkah agar
generasi mudah juga menggemari kesenian salawat dulang ini.
Kesenian
salawat dulang lazimnya ditampilkan pada peringatan hari besar islam seperti
maulid nabi, hari raya idhul fitri, hari raya idhul adha.
Bahkan, acara khusus
tertentu seperti menaiki rumah baru, khatam al Qur’an, juga ditampilkan salawat
dulang.
Semoga kesenian tradisional daerah Minangkabau tidak tergerus oleh kemajuan zaman.***