Mengapa Guru Tidak Menulis?
Juni 02, 2015
Mengapa guru tidak menulis? – Sebenarnya profesi guru itu mengharuskan adanya kegiatan menulis, di samping
aktivitas berbicara. Menulis dan berbicara adalah dua bentuk cara guru
berkomunikasi dengan peserta didik. Guru menulis intisari atau pokok-pokok
materi pembelajaran di papan tulis. Selain itu, jauh sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran, guru telah menulis
aneka macam perangkat pembelajaran.
Belum lengkap sebuah pembelajaran jika guru diam saja alias tidak berbicara di dalam kelas.
Guru harus berbicara menjelaskan materi pelajaran secara gamblang kepada siswa. Mungkin juga berbicara dalam menjalankan fungsinya sebagai pendidik di ruang kelas.
Ternyata, menulis itu jauh berbeda dengan berbicara. Berbicara lebih mudah dari menulis meskipun tujuannya sama. Apa yang terpikir disampaikan secara langsung. Berbeda dengan menulis yang memerlukan aturan tertentu.
Akan
tetapi, untuk kepentingan pengembangan
profesi berkelanjutan (PPB), guru tidak hanya harus menulis di papan tulis
dan di buku perangkat pembelajaran. Guru juga harus menulis dalam bentuk karya tulis ilmiah.
Misalnya, artikel
ilmiah populer, makalah, penelitian tindakan kelas, dan lain sebaginya. Media
tempat guru menulis adalah surat kabar, jurnal dan buletin, atau
didokumentasikan di perpustakaan sekolah.
Lalu,
mengapa guru tidak menulis? Alasan yang umum adalah karena guru mengalami hambatan dalam menulis. Guru mengalami kesulitan dalam
menuangkan gagasannya ke dalam bentuk bahasa tulisan.
Keterampilan dan
keterbatasan waktu merupakan dua hal yang pernah disinggung sebagai hambatan
guru dalam menulis.
Di
luar dua faktor tersebut, satu hal yang sangat berpengaruh adalah motivasi
dalam menulis. Kadang-kadang guru merasa kurang percaya diri dalam menulis.
Merasa karya tulisnya tidak bagus dan tidak bermanfaat.
Namun pernah juga
disinggung kalau masalah manfaat atau kualitas artikel,
termasuk karya tulis ilmiah bersifat relatif. Relativitas kualitas karya ilmiah
seyogyanya memacu kemauan guru untuk selalu belajar menulis.
Melawan hambatan
dalam diri untuk terus belajar menulis. Jika hambatan untuk menulis sudah
disingkirkan jauh-jauh, megapa guru tidak menulis***