Strategi Mengelola Masalah dalam Pembelajaran
Februari 25, 2016
Strategi mengelola masalah dalam
pembelajaran – Barangkali guru sering mengalami
kendala dalam menjalankan pembelajaran di kelas. Terutama sekali guru yang
sedang melaksanakan praktik lapangan atau guru yang terbilang baru dalam
mengajar. Namun tidak tertutup kemungkinan, kendala ini juga dialami oleh guru
yang sudah lama mengajar.
Iya, hal seperti itu bukan mustahil terjadi dan dialami oleh setiap guru. Yang dihadapi guru bukanlah benda mati. Guru menghadapi kumpulan sekian murid dengan sifat dan karakter berbeda satu sama lainnya. Mereka adalah individu yang sedang proses menuju dewasa.
Kadang-kadang
siswa sekarang merasa sudah dewasa. Atau berpikir seolah-olah seperti orang dewasa
sehingga ingin diperlakukan oleh guru maupun orang tua sebagai orang dewasa
pula.
Tak mau dikekang begitu saja meskipun itu dalam suasana pembelajaran
dalam kelas. Kurang senang kalau guru memperlakukan mereka sebagai anak kecil.
Tidak
mudah memang mengelola masalah dalam pembelajaran. Namun paling tidak guru perlu
berusaha untuk meminimalisir permasalahan tersebut.
Dan, setiap guru sudah
pasti memiliki kiat dan trik tersendiri untuk mengelola masalah yang sering
muncul dalam melaksanakan pembelajaran.
Barangkali, hal berikut ini dapat
dijadikan pertimbangan atau acuan bagi guru dalam mengelola masalah pembelajaran.
1.Mengendalikan diri
Hal
utama dan penting dimiliki oleh setiap guru adalah kesanggupan mengendalikan
diri. Mustahil seorang guru mampu mengendalikan siswa secara efektif jika tidak
memiliki pengendalian diri yang bagus.
Mengendalikan diri dalam konteks ini
adalah kesabaran. Tidak mudah atau cepat tersinggung oleh perilaku siswa.
Menjauhkan diri dari prasangka buruk terhadap siswa.
Dinamika
komunikasi sosial siswa memang mengalami peningkatan akibat kemajuan informasi.
Siswa sering menunjukkan sikap dan perlaku blak-blakan
kepada guru. Perilaku ini sering pula membuat guru merasa tidak dihargai dan
dipatuhi oleh siswa.
Kondisi ini perlu disikapi dengan pengendalian diri yang
mantap. Pendek kata, memahami siswa sebagai individu yang sedang berkembang di
tengah kemajuan zaman.
2.Mengefektifkan komunikasi
Bahasa
yang digunakan guru besar pengaruhnya terhadap siswa. Bahasa lisan dan bahasa
non-lisan. Bahasa non-lisan adalah bahasa yang muncul dari gerak-gerik anggota
tubuh guru ketika mengajar.
Meliputi gerak tangan dan ekspresi wajah ketika
berkomunikasi dengan siswa di ruang kelas. Dua bahasa non-lisan ini ternyata
efektif mengendalikan siswa di dalam kelas.
Bahasa
lisan yang digunakan dalam komunikasi pembelajaran perlu diupayakan sejelas
mungkin. Baik nada maupun intonasinya. Namun yang lebih penting adalah suara
tidak terlalu lemah sehingga siswa dapat mendengar suara guru sampai ke bagian
belakang.
Bahasa
lisan maupun non-lisan efektif untuk meredakan perilaku menyimpang yang
ditunjukkan oleh siswa.
3.Hukuman dan penghargaan
Di
sekolah memang telah diterapkan sistem hukuman (punishment) dan penghargaan (reward)
kepada siswa. Namun cara ini menjadi tidak efektif jika tidak pada waktu dan
kondisi yang tepat.
Memberikan
hukuman terhadap siswa yang menunjukkan perilaku menyimpang dan menimbulkan masalah
dalam pembelajaran. Kadang-kadang perlu mengkonfirmasikan atau minta
persetujuan kepada siswa yang lain.
Ini memang jarang dilakukan oleh guru. Guru
hanya bertindak sendiri dalam memberikan hukuman kepada siswa melakukan
pelanggaran disiplin belajar.
Siswa
yang menunjukkan perilaku positif dalam pembelajaran perlu mendapat
penghargaan, minimal penghargaan verbal. Pemberian hukuman dan penghargaan
secara proporsional dinilai cukup efektif dalam mengelola masalah pembelajaran
di ruang kelas.***