Pendidikan Anak di Lembaga Sekolah
November 10, 2015
Pendidikan anak di lembaga
sekolah – Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan
formal. Pengelolaan lembaga sekolah ini bersifat kolektif. Artinya, lembaga ini
dikelola secara bersama-sama dan melibatkan beberapa unsur penting.
Misalnya, kepala sekolah, guru, tenaga administrasi dan operator sekolah. Masing-masing unsur ini memiliki tugas dan fungsi tertentu.
Kepala sekolah merupakan unsur penanggung jawab dalam semua proses yang berlangsung di sekolah. Semua unsur yang ada di sekolah bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah secara langsung maupun tidak langsung.
Sebaliknya, sebagian tugas kepala sekolah dapat didelegasikan kepada unsur lain seperti guru, tenaga administrasi dan operator sekolah.
Pemberian wewenang oleh kepala sekolah salah satunya didasarkan atas kecakapan dan potensi yang dimiliki oleh guru maupun tenaga administrasi.
Peran guru dalam pendidikan anak
Kegiatan
utama di lembaga pendidikan formal sekolah adalah terselenggaranya proses belajar dan mengajar (PBM). Dalam
hal ini guru adalah aktor utama karena berinteraksi langsung dengan siswa, subjek
sekaligus objek dalam pendidikan.
Melalui perannya sebagai pengajar, guru
melaksanakan kegiatan PBM secara langsung di ruang kelas.
Peran
guru dalam pendidikan tidak hanya sebagai pengajar. Dalam dimensi waktu
bersamaan, guru juga berperan sebagai pendidik. Membimbing siswa dalam belajar
sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Sasarannya adalah
terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa akibat perbuatan belajar
siswa di bawah bimbingan para guru.
Selain
sebagai pengajar dan pendidik, guru juga sebagai pelatih dalam pendidikan.
Peran ini menempatkan guru untuk memberikan bekal kecakapan hidup sehingga
memiliki keterampilan dasar yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Kurikulum pendidikan anak
Kurikulum
adalah seperangkat rencana atau program kegiatan pendidikan. Kurikulum pendidikan yang berlaku menjadi pedoman
utama bagi guru dalam melaksanakan interaksi belajar di ruang kelas.
Sebenarnya
kurikulum hanyalah sebuah benda mati yang berisi program dan prosedur
pendidikan di sekolah. Namun demikian sebuah kurikulum memiliki potensi untuk
mengubah intelektual, sikap dan tingkah laku serta keterampilan anak.
Kurikulum
tidak dibuat oleh guru melainkan dibaca, dipahami, dijabarkan dilaksanakan oleh
guru melalui pembelajaran.
Kesuksesan guru dalam mengoperasionalkan kurikulum
tergantung pada bagaimana guru memahami dan menterjemahkan nilai dan muatan
yang terdapat dalam kurikulum.
Eksplorasi
nilai dan muatan kurikulum dimulai dengan perencanaan yang bagus. Perencanaan
itu tertuang dalam dokumen pembelajaranan atau perangkat mengajar.
Perencanaan ini akan diterapkan oleh guru melalui proses
pembelajaran. Dengan menguasaai metodik dan didaktik, guru berpeluang untuk
menciptakan proses belajaran yang efektif dan efisien.
Pembelajaran efektif dan efisien
Pada
hakikatnya, pemberdayakan kurikulum pendidikan merupakan usaha menciptakan
situasi dan kondisi bagaimana anak dapat belajar dengan baik.
Belajar dengan
baik dalam hal ini adalah belajar dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan
sehingga prestasi belajar anak dapat diwujudkan
secara optimal.
Suasana
belajar yang menyenangkan akan terwujud bila kondisi lingkungan sosial dan alam
di sekolah cukup nyaman dan kondusif.
Dengan kondisi lingkungan ini
masing-masing komponen yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah akan dapat menjalankan fungsinya masing-masing. Konsep pendidikan anak
di sekolah dapat diterapkan dan tidak hanya sebatas teori belaka.
Kesimpulan
Konsep
pendidikan anak di lembaga sekolah pada hakikatnya untuk mengubah intelektual, sikap
dan tingkah laku serta keterampilan motorik siswa ke arah yang lebih baik.
Tugas ini akan menempatkan guru sebagai seorang pengajar, pendidik, dan
pelatih.
Dengan demikian, konsep pendidikan anak di lingkungan keluarga menjadi
sinergis dengan pendidikan anak di lembaga sekolah.***