Dua Langkah Penting Tingkatkan Kecerdasan Anak
Februari 15, 2016
Dua langkah penting tingkatkan kecerdasan anak
– Memiliki anak cerdas menjadi salah satu sumber kebanggaan orangtua. Wajar
kalau setiap orangtua mendambakan anaknya menjadi anak cerdas. Oleh sebab itu
berbagai cara dilakukan untuk mewujudkan keinginan tersebut. Namun kadangkala
realita yang ada berseberangan dengan harapan dan dambaan orangtua.
Berkaitan dengan ini, ada hal penting diingat bahwa membuat anak menjadi anak cerdas bukanlah upaya jangka pendek. Meningkatkan kecerdasan otak anak harus dimulai sejak dini di lingkungan keluarga.
Perhatian orangtua terhadap kecerdasan anak sudah dimulai ketika anak masih dalam kandungan.
Pasokan nutrisi penting pada usia emas
Upaya
tersebut tidak berhenti sampai anak lahir. Upaya pada tahap selanjutnya adalah
perhatian perkembangan kecerdasan anak pada usia emas sekitar 0 – 5 tahun. Pada
usia 0 – 2 tahun, anak perlu perhatian dengan memberi asupan nutrisi terbaik.
Nutrisi yang paling baik adalah air susu ibu (ASI). Mengapa? ASI mengandung
asam lemak esensial (DHA) yang berfungsi untuk meningkatkan kinerja otak.
Asam
lemak esensial masih berperan dalam perkembangan otak anak pada usia
berikutnya. Usai masa menyusui, asupan nutrisi berupa DHA dapat diberikan
melalui makanan yang mengandung lemak dan protein, vitamin dan mineral.
Bahan
makanan yang banyak mengandung asam lemak esensial antara lain ikan, telur,
daging, dll. Buah dan sayur banyak mengandung vitamin dan mineral yang memacu
pertumbuhan otak anak.
Stimulasi terhadap kecerdasan
Selain
memberikan asupan nutrisi penting, meningkatkan kecerdasan anak juga dapat
dilakukan orang tua pada anak usia emas dengan stimulan tertentu. Hubungan
sosial orang tua dengan anak cukup penting dalam meningkatkan kecerdasan anak.
Dalam
hal ini adalah perhatian terhadap anak. Namun perhatian dalam hal ini bukanlah
perhatian yang berlebihan sehingga anak tidak mandiri.
Perhatian
dalam bentuk positif antara lain kasih sayang, memberikan jaminan perlindungan terhadap
anak dari tekanan mental (stres) dan trauma. Memberikan kesempatan bergaul pada
anak dengan teman sebaya dalam lingkungan kondusif.
Begitu pula memberi
kesempatan belajar yang tidak membebani anak dengan kegiatan yang belum pantas
pada usianya. Belajar dalam bentuk permainan dan menyenangkan bagi anak.***