Strategi Melatih Kemandirian Siswa dalam Pembelajaran
Januari 11, 2017
Strategi melatih kemandirian
siswa dalam pembelajaran – Pembelajaran yang berlangsung
di ruang kelas merupakan proses transformasi ilmu pengetahuan, sikap dan
tingkah laku, serta keterampilan kepada siswa.
Proses ini mengarahkan tugas guru sebagai pengajar, pendidik dan sekaligus pelatih dalam pembelajaran.
Proses transformasi dalam pembelajaran bertujuan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Salah satu potensi yang perlu ditumbuh-kembangkan dalam pembelajaran adalah sikap mandiri.
Diharapkan siswa menunjukkan kemandirian dalam aktivitas belajar yang berlangsung di ruang kelas.
Mengapa perlu pengembangan sikap mandiri pada siswa?
Kemandirian dalam belajar menjadi bekal penting bagi siswa untuk menjalani hidup dan kehidupan setelah mereka terjun ke tengah masyarakat kelak di kemudian hari.
Mereka akan menjadi pribadi yang mandiri dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi.
Ada
dua hal penting yang perlu dikemukakan dalam pembahasan ini berkaitan dengan
kemandirian siswa, yaitu peranan guru dalam pembelajaran dan strategi melatih
sikap mandiri dalam pembelajaran.
Yuk, kita ikuti selanjutnya.
Peran guru dalam pembelajaran
Ada
3 tugas pokok guru dalam pembelajaran. Sebagai
pengajar, pendidik dan pelatih.
Sebagai pengajar, guru bertugas mentransformasi
ilmu pengetahuan dalam pembelajaran melalui strategi dan metode tertentu.
Dalam
proses transformasi ini guru menjadi seorang fasilitator kebutuhan siswa dalam
belajar.
Memberikan rujukan dan referensi tentang sumber dan bahan belajar yang
dibutuhkan siswa.
Namun guru termasuk salah satu sumber belajar, disamping
berbagai bahan belajar lainnya, seperti buku pelajaran, media pembelajaran,
alat peraga belajar, dan semua sumberdaya di lingkungan sekolah.
Proses
transformasi dalam pembelajaran
sesungguhnya juga menempatkan guru sebagai mediator, perantara antara siswa dan
sumber/bahan belajar yang ada.
Oleh sebab itu, tepat dikatakan kalau guru itu
sesungguhnya untuk membelajarkan siswa, bukan hanya sekadar mengajar. Artinya, proses
tranformasi di ruang kelas lebih difokuskan pada upaya menciptakan kondisi
bagaimana siswa dapat belajar.
Sebagai
pendidik, guru bertugas mentransformasikan nilai-nilai sikap dan tingkah laku
serta budi pekerti luhur.
Nilai-nilai ini terintegrasi dalam sumber dan bahan
belajar yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, semua mata pelajaran yang ada
di sekolah sudah memuat nilai-nilai sikap positif, tingkah laku yang baik dan nilai
budi pekerti luhur.
Tugas
sebagai pelatih dalam pembelajaran menempatkan guru untuk memberdayakan potensi
keterampilan dasar dan sikap mandiri pada siswa.
Potensi ini tercermin dari keterampilan
siswa ketika melakukan aktivitas belajar di ruang kelas.
Bagaimana strategi melatih kemandirian siswa?
Melatih
kemandirian siswa dalam pembelajaran kiranya menjadi problem yang cukup pelik.
Banyak hambatan dan kendala dalam menerapkan teori bagaimana melatih siswa
bersikap mandiri.
Namun demikian, upaya mengatasi masalah tersebut tetap
diupayakan melalui strategi-strategi tertentu. Alternatif strategi dimaksud
bertitik tolak pada konsep:
1.Rasa percaya diri siswa
Pembelajaran
yang berlangsung di ruang kelas perlu menumbuhkan nuansa rasa percaya diri pada
siswa. Percaya diri untuk menguasai materi pelajaran maupun melakukan aktivitas
belajar.
Siswa dapat menunjukkan rasa percaya diri untuk mengajukan pertanyaan pada guru, menjawab
pertanyaan guru maupun temannya ketika proses belajar berlangsung. Percaya diri
untuk tampil ke depan kelas, berdiskusi kelompok dan lain sebagainya.
2.Motivasi belajar mandiri
Siswa
termotivasi untuk belajar secara mandiri. Memang, ini termasuk langkah yang cukup
rumit.
Namun demikian strategi yang dipertimbangkan adalah, bagaimana siswa
memiliki kemauan untuk melakukan eksplorasi terhadap materi pelajaran
seluas-luasnya atas kemauan sendiri.
Untuk
itu perlu arahan dan dorongan semangat pada diri siswa. Tidak ada materi
pelajaran yang sulit kalau siswa betul-betul mau mempelajarinya.
Kemudian
mengetahui bagaimana cara mempelajarinya.
Betapapun sulitnya materi pelajaran,
pasti bisa dikuasai jika ada kemauan dan mengetahui cara belajarnya. Kalau
begitu, siswa tak perlu kalang kabut ketika menghadapi ujian.
Motivasi
belajar mandiri juga perlu ketika siswa tampil ke depan kelas untuk mengerjakan
sesuatu atau tugas tertentu yang diberikan.
Disini siswa tidak perlu takut
salah dalam mengerjakan tugas itu. Juga tidak perlu khawatir akan dicemooh oleh
siswa lain.
Jika hasil pekerjaannya salah di depan kelas, guru memberi jaminan
untuk memperbaikinya bersama siswa.
Jaminan ini juga diberikan berkaitan siswa
yang mencemooh temannya tampil ke depan kelas. Guru perlu memberi ganjaran bagi
siswa yang mencemooh temannya.
3.Mandiri dalam ujian
Ujian
adalah proses pembelajaran untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran.
Proses ujian yang baik mencerminkan bagaimana proses belajar yang
dilakukan oleh siswa sebelumnya.
Bekerja
sama dalam belajar, itu sangat penting. Misalnya kerja sama dalam belajar kelompok diskusi. Bekerja sama mengerjakan
tugas kelompok yang diberikan guru.
Namun kerja sama itu tidak berlaku ketika
ujian berlangsung. Ujian harus dikerjakan secara mandiri oleh siswa. Kerja sama
siswa dalam ujian, menyontek bareng, menunjukkan sikap tidak mandiri siswa.
Menunjukkan bahwa siswa tidak mampu mengerjakan ujian.
Baca : Tujuan dan Manfaat Belajar Kelompok di Rumah
Upaya
melatih siswa terbiasa mandiri dalam mengerjakan ujian dapat dilakukan dengan
langkah mengatur tempat duduk siswa.
Kemudian
mengurangi ancaman terhadap siswa jika memperoleh nilai rendah dalam ujian.
Sebaliknya memberikan dorongan semangat bahwa siswa mampu mengerjakan soal
ujian sendiri. Oleh sebab itu siswa tak
perlu kasak-kusuk mencontek hasil pekerjaan siswa lain.
Baca juga : Cara Menata Tempat Duduk Siswa
Jika
memang hasil ujian siswa tidak memuaskan, masih ada jalan lain yang diberikan
guru, yaitu program remedial.
Sistem penilaian menganut ketuntasan belajar
(mastery learning) dimana siswa harus mencapai target yang ditetapkan oleh
masing-masing guru mata pelajaran.
Dapat
disimpulkan bahwa sikap mandiri pada siswa mutlak dilatihkan pada siswa melalui proses belajar dan mengajar (PBM) di ruang
kelas.
Siswa yang terlatih mandiri akan dapat mengatasi masalah dengan cerdas
dan kreatif.***