5 Trik Jitu Memotivasi Siswa untuk Menulis
November 17, 2017
5 Trik jitu memotivasi siswa untuk menulis – Rendahnya minat siswa untuk menulis kreatif bukanlah persoalan baru. Hal ini
menjadi bukti bahwa menumbuhkan motivasi siswa untuk menulis bukanlah perkara
mudah. Pihak sekolah terutama sekali guru, mengalami kendala dalam menumbuhkan
minat menulis di kalangan siswa.
Ilustrasi gambar (pexels.com)
Pada umumnya guru sudah memahami mengapa minat siswa untuk kegiatan menulis masih rendah.
Minat untuk hal lain yang lebih memesona telah mengalahkan minat siswa untuk menulis.
Misalnya, minat untuk mengoperasikan gadget (mobile,tablet,dll) lebih tinggi sesuai perkembangan teknologi dewasa ini.
Pemanfaatan
media ini telah memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan dunia lain.
Mencari
dan mempelajari sesuatu yang menarik bagi mereka. Informasi dan hiburan terkini
telah menyita banyak waktu siswa.
Di
sisi lain, sistem pembelajaran di sekolah telah mengurung minat siswa untuk
banyak menulis. Kurikulum yang sarat muatan telah menyita waktu mereka untuk
mempelajari materi pelajaran sebanyak mungkin.
Mengerjakan banyak tugas di
sekolah maupun di rumah.
Hambatan
dan kendala tersebut bukan berarti usaha pihak sekolah telah mengalami jalan
buntu. Upaya merangsang minat siswa untuk gemar menulis masih terbuka lebar.
Ada
5 tawaran yang patut dikemukakan untuk menumbuhkan minat siswa untuk menulis:
1.Sugesti menulis
Memberikan
sugesti menulis lebih penting daripada menganjurkan atau menyuruh semata.
Sebab,
anjuran untuk menulis kepada siswa sudah sering dilakukan oleh guru. Namun
hasilnya belum efektif menumbuhkan minat siswa.
Siswa
akan merasa tersugesti ketika membaca tulisan gurunya dimuat di surat kabar
atau tabloid.
Begitu pula membaca karya tulis gurunya ditemukan di media
internet (blog, facebook, twitter, dan lain sebagainya).
Yang lebih aktual,
tentunya sugesti ketika membaca artikel gurunya ditampilkan di mading atau
buletin OSIS.
2.Penguatan positif
Jika
memang siswa gemar mengoperasikan gadget dan internetan. Guru perlu memberikan
penguatan positif agar kegemaran itu juga diselipkan hal-hal yang berkaitan
dengan menulis.
Hobi internet dan gadget tidak selalu berdampak negatif bagi
siswa. Namun sebaliknya memanfaatkan kegemaran itu menjadi sesuatu yang
bernilai positif.
Memberikan
penguatan agar mereka memanfaatkan media sosial seperti google+, facebook dan
twitter untuk menyalurkan bakat menulis.
Jika dikembangkan lebih lanjut, bisa
mendatangkan kepuasan sebagai rasa aktualisasi diri. Bahkan bukan mustahil juga
bisa mendatangkan uang.
3.Media menulis
Di
sekolah memang perlu disediakan media komunikasi bagi siswa. Yang lebih populer
adalah media komunikasi OSIS berupa mading OSIS atau buletin OSIS.
Media ini
menjadi ajang untuk menyalurkan minat siswa untuk menulis. Bahkan menjadi wadah
aktualisasi diri siswa.
Jika dimanfaatkan media komunikasi ini akan dapat
menumbuhkan minat siswa untuk menulis walaupun secara berangsur-angsur.
Blog juga dapat menjadi wadah tempat menulis bagi siswa. Seperti blog matrapendidikan.com ini menerima tulisan berupa artikel tentang pendidikan dan yang berkaitan dengan lingkungan pendidikan.
4.Lomba menulis
Muatan
kurikulum pendidikan semakin berat dirasakan oleh siswa. Perhatian manajemen
sekolah lebih tertumpu pada kegiatan intra-kurikuler ketimbang
ekstra-kurikuler.
Kadang-kadang guru tidak memiliki kesempatan dan waktu lagi
untuk mengelola kegiatan yang mengarah pada upaya menumbuhkan motivasi menulis
di kalangan siswa.
Oleh
sebab itu, manajemen sekolah perlu menaikkan porsi kegiatan ekstra-kurikuler di
sekolah.
Dengan cara ini dapat pula diadakan lomba menulis antar kelas di
sekolah, di samping kegiatan kesiswaan lainnya.
Misalnya, lomba menulis
artikel, puisi, karya ilmiah,dan lain sebagainya. Kalau perlu diadakan secara
periodik, misalnya setiap semester atau tiap akhir tahun pelajaran.
Tentu
saja, kegiatan lomba menulis di sekolah perlu dukungan moril dan spiritual dari
manajemen sekolah. Lomba menulis di sekolah juga perlu pengelolaan, akomodasi
dan anggaran dana.
5.Integrasi mata pelajaran
Melatih
siswa untuk biasa menulis tidak hanya melalui mata pelajaran bahasa Indonesia semata.
Setiap mata pelajaran di sekolah berpotensi untuk mengintegrasikan budaya
menulis.
Misalnya, memberikan tugas membuat laporan sederhana, membuat
ringkasan materi pelajaran, membuat karangan ilmiah yang berkaitan dengan mata
pelajaran.
Tawaran
dalam bentuk trik memotivasi siswa menulis tersebut di atas sebenarnya dapat dikembangkan dan diperluas
oleh setiap guru.
Namun perlu disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan kebijakan sekolah yang berlaku.
Sebab
akan sia-sia sesuatu kegiatan dilakukan oleh guru jika tidak mendapat dukungan
dari manajemen sekolah.***