Agar Belajar Menjadi Hal Menyenangkan Bagi Siswa

Agar belajar menjadi hal menyenangkan bagi siswa – Benarkah belajar itu suatu kegiatan menyenangkan bagi siswa? Jika sekiranya sebagian siswa mengatakan tidak, termasuk anda pengunjung blog ini, bagaimana menjadikan belajar sebagai hal yang mengayikkan?

Mungkin sulit? Tentu saja, karena belajar menyenangkan itu tidak datang dengan sendirinya. Selain itu, perlu proses dan waktu sehingga belajar menjadi sebuah budaya yang mengasyikkan.

Harus ada upaya atau ikhtiar dari diri siswa sendiri, di samping dukungan dari lingkungan belajar yang ada. Upaya dari siswa lebih diutamakan penciptaan suasana hati yang baik (mood).


Dukungan dari lingkungan belajar difokuskan pada bagaimana penciptaan suasana belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Mari kita kuti pembahasan berikut ini lebih lanjut.

Ada 3 unsur penting yang perlu mendapat perhatian agar belajar menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi siswa:

1.Aktivitas belajar

Kegiatan atau aktivitas  belajar dapat berlangsung di mana dan kapan saja. Di sekolah, rumah, bahkan lingkungan (alam dan masyarakat sekitarnya). Dalam belajar pasti akan melibatkan fisik dan psikis siswa.

Aktivitas fisik dalam belajar meliputi; membaca (buku pelajaran), melihat, mendengar, serta melihat dan mendengar. Sedangkan aktivitas psikis melibatkan kerja otak, terutama dalam pemusatan perhatian ( konsentrasi ) terhadap proses, objek, dan materi belajar.

Oleh sebab itu siswa perlu menjaga kondisi stamina tubuh dan otak untuk mengikuti bentuk aktivitas belajar tersebut. Mana mungkin menjadikan belajar sebagai sesuatu yang menyenangkan jika kondisi fisik dan psikis tidak dalam kondisi prima.

2.Suasana hati

Tak dapat dielakkan, belajar yang menyenangkan itu tergantung pada suasana hati (mood) seorang siswa. Bagaimana suasana hati yang mendorong minat untuk belajar. 

Sepertinya, suasana hati menjadi faktor internal paling dominan terhadap belajar di samping faktor minat dan cita-cita.

Oleh sebab itu, siswa perlu menjaga kondisi psikis agar jangan terlalu banyak memikirkan hal-hal yang semestinya belum waktunya untuk dipikirkan. Pelihara hubungan komunikasi sosial yang harmonis dengan teman, guru bahkan orangtua di rumah.

3.Lingkungan belajar

Suasana lingkungan belajar menjadi faktor eksternal bagi kesenangan belajar seorang siswa. Ini sebenarnya diluar kemampuan siswa. Apakah lingkungan belajar siswa, di sekolah maupun di rumah, mendukung seorang siswa untuk senang belajar. 

Siswa tidak dapat menciptakan suasana ini melainkan perlu bantuan pihak guru dan orang tua.

Guru perlu membantu siswa untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif di ruang kelas. Dengan proses pembelajaran kondusif siswa akan senang belajar. Akan betah berlama-lama berada di ruang kelas bersama teman yang lain.

Di rumah, orangtua siswa perlu juga menciptakan lingkungan belajar yang nyaman sehingga anak senang belajar. Selain situasi lingkungan yang nyaman perlu menyediakan fasilitas dan sarana pendukung belajar.***