Faktor Psikis Tentukan Hasil Ujian Anak
Maret 02, 2016
Faktor psikis tentukan hasil ujian
anak
– Ketika mengetahui hasil ujian anak tidak memuaskan. Guru bahkan orangtuanya
sering mencap anak malas belajar. Menuduh mereka tidak mempersiapkan ujian
dengan baik. Sebaliknya,
jarang melakukan analisa mendalam terhadap masalah psikis yang dialami dan menimpa anak ketika masa ujian tiba.
Seolah-olah guru maupun orangtua anak hanya tau dengan hasil ujian anak harus
bagus.
Sudah
lazim diketahui oleh pendidik. Hasil ujian yang diraih anak tidak hanya
ditentukan oleh kesiapan mereka dengan materi pelajaran yang akan diujikan. Ada
faktor lain yang kerap tersembunyi dan menyerang pikiran siswa ketika ujian.
Banyak
kasus dimana anak sudah belajar di rumah dengan baik. Mereka sudah mempersiapkan
materi pelajaran yang akan diuji keesokkan harinya. Namun ketika mengerjakan
soal ujian, mereka sering mengalami jalan buntu.
Galau
membaca soal ujian. Ragu-ragu dalam menentukan pilihan jawaban yang benar. Dalam
benak mereka, pilihan jawaban soal yang ada seolah-olah sama. Sulit menentukan
pilihan.
Kondisi
seperti ini cenderung menggiring anak untuk melakukan pilihan jawaban yang
benar dengan cara menebak. Tak ayal lagi, hasil ujian yang mereka capai tidak
memuaskan.
Hal
ini menjadi bukti, masih ada faktor lain yang mempengaruhi pencapaian hasil
ujian anak. Faktor lain ini boleh jadi luput dari perhatian para guru maupun
orangtua siswa.
Yang
dimaksud disini adalah kondisi psikis anak yang sering terganggu sebelum mereka
mengerjakan soal ujian. Apa contohnya? Anak mengalami stres cukup berarti di
rumah maupun di perjalanan ke sekolah.
Terlambat bangun
Terlambat
bangun kadang-kadang memicu stres pada sebagian siswa. Akibatnya anak menjadi
tergesa-gesa dan cemas akan telat sampai di sekolah. Belum lagi peralatan
sekolah dan keperluan ujian yang harus dicari dan belum sempat dipersiapkan
sejak tadi malam.
Konflik internal di rumah
Sebelum
berangkat sekolah sering terjadi pada anak masalah dengan orangtua atau
saudaranya. Anak mendapat marah terlebih dulu karena sesuatu hal sebelum
meninggalkan rumah.
Atau bermasalah dengan saudara sehingga menimbulkan galau yang mengganggu kondisi psikis. Kadang-kadang persoalan internal di rumah sebelum berangkat terbawa ke sekolah tanpa disadari. Ini mengganggu anak untuk mengerjakan soal ujian.
Atau bermasalah dengan saudara sehingga menimbulkan galau yang mengganggu kondisi psikis. Kadang-kadang persoalan internal di rumah sebelum berangkat terbawa ke sekolah tanpa disadari. Ini mengganggu anak untuk mengerjakan soal ujian.
Masalah di perjalanan
Konflik
psikis bisa juga terjadi menjelang sampai ke lokasi sekolah. Misalnya konflik
dengan teman di perjalanan, bahkan dengan orang yang ditemui di jalan. Bagi
yang menggunakan kendaraan bermotor roda dua, konflik kecil sering terjadi di
jalan raya.
Misalnya, menghadapi persoalan kemacetan, kesalahpahaman antar sesama pengendara, dan lain sebagainya. Begitu pula konflik batin karena kerusakan kendaraan; motor ngadat, ban kempes, dan lain sebagainya.
Misalnya, menghadapi persoalan kemacetan, kesalahpahaman antar sesama pengendara, dan lain sebagainya. Begitu pula konflik batin karena kerusakan kendaraan; motor ngadat, ban kempes, dan lain sebagainya.
Kondisi
psikis yang dialami anak sebelum menghadapi ujian berpengaruh besar terhadap
hasil ujian yang diraih anak. Oleh sebab itu anak perlu meminimalisir segala
kemungkinan yang menimbulkan stres sebelum menghadapi ujian.
Orangtua
perlu menciptakan suasana kondusif di rumah agar anak dapat mengikuti ujian
dengan baik. Sedangkan guru perlu memberikan perhatian lebih terhadap anak yang
rentang mengalami kondisi psikis yang buruk.***