5 Strategi Guru Agar Tampil Optimal Mengajar

5 strategi guru agar tampil optimal mengajar – Tugas utama guru adalah mengajar. Menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik di ruang kelas maupun di luar kelas. Materi pelajaran disampaikan melalui strategi dan metode tertentu.

Pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran disesuaikan dengan banyak hal, seperti; karakter materi pelajaran dan peserta didik, ketersediaan sarana dan prasarana mengajar di sekolah.

Yang tak kalah penting adalah menentukan strategi mengajar, siasat atau trik penyampaian materi pelajaran pada siswa.

Namun sebelum melanjutkan pembahasan strategi pengoptimalan penampilan guru dalam mengajar, ada baiknya dikemukakan dulu beberapa hal penting berkaitan dengan masalah mengajar.

Mengajar sekaligus mendidik

Pada saat guru menjalankan tugas mengajar, saat itu pula terselip tugas guru mendidik.

Tugas ini kiranya sangat mutlak dikedepankan mengingat perkembangan dan dinamika serta pengaruh lingkungan sosial dan budaya

Materi pelajaran mengandung nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan (Imtaq). Nilai Imtaq memiliki kekuatan dahsyat untuk merubah sikap dan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik.

Hal ini disebabkan oleh nilai imtaq mengandung unsur akhlak mulia dan budi pekerti luhur.

Dengan kata lain, muatan materi pelajaran berpotensi untuk menumbuhkembangkan nilai karakter baik pada peserta didik.

Hambatan dan tantangan mengajar

Menekuni profesi guru bukan lagi sesuatu yang mudah bagi sebagian guru. Banyak tuntutan yang harus dipenuhi sebagai konsekuensi prediket guru sebagai pendidik profesional.

Tuntutan terhadap guru profesional berkaitan dengan tuntutan sistem pendidikan yang berlaku terhadap kualitas lulusan lembaga pendidikan.

Guru dinyatakan sebagai ujung tombak peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Dalam praktiknya, guru menghadapi berbagai hambatan dan tantangan. Tidak hanya bersumber dari siswa, hambatan dan tangan itu juga berasal dari diri guru sendiri.

Permasalahan berawal dari mentalitas dan kemampuan profesionalisme. Dua masalah tersebut akan memengaruhi proses belajar dan mengajar di kelas.

Meskipun jadi guru itu menyenangkan, profesi guru bukan lagi hal mudah untuk dilaksanakan. Banyak tuntutan, hambatan dan tantangan yang harus dihadapi.

Berhadapan dengan sistem pendidikan dan  berinteraksi dengan murid di ruang kelas.

Prinsip tampil optimal dalam mengajar

Perkembangan ilmu pengetahuan dan produk teknologi telah berdampak luas terhadap proses belajar dan mengajar di ruang kelas.

Dampak utama yang dirasakan adalah pola hubungan komunikasi sosial antara guru dan murid.

Menyikapi dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan produk teknologi, guru perlu membuka diri sebaik-baiknya.

Memiliki jangkauan dan pandangan jauh ke dunia luar. Mengapa demikian?

Materi pelajaran yang diajarkan juga sudah tersedia di jaringan internet. Bukan mustahil peserta didik lebih duluan membaca dan mempelajari apa yang akan disampaikan guru di ruang kelas.

Boleh jadi sekadar iseng, apakah hasil belajar yang diraih siswa akibat proses pembelajaran di ruang kelas dengan guru atau diperoleh melalui internet?

Meskipun demikian, keberadaan peran guru tidak sepenuhnya akan dapat digantikan oleh media belajar yang ada, termasuk internet.

Ini tantangan menarik bagi guru untuk tampil optimal dalam mengajar.

Bagaimana strategi yang dibutuhkan agar guru tampil mengajar dengan baik? Ikuti terus uraian berikut ini.

1.Saintis

Guru itu seorang ilmuan di bidangnya. Sebagai ilmuan guru menguasai seluk beluk ilmu, didaktik dan metodik berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkannya. Ilmuan yang mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan sosial-budaya yang berkembang.

Sebagai seorang saintis, guru tidak boleh ragu-ragu dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik di ruang kelas. Ini menjadi strategi penting untuk dipahami.

Guru yang ragu-ragu mengajar, memberi isyarat kepada siswa kalau gurunya kurang menguasai materi yang akan diajarkan.

Ini akan menggoyahkan keyakinan siswa tentang kebenaran materi pelajaran yang diberikan guru. Resikonya adalah berkurang kepercayaan murid terhadap guru.

2.Pragmatis

Pragmatis adalah cara seseorang menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Pragmatis dalam konteks pembahasan ini mengandung makna bijaksana dan teliti.

Menyampaikan materi pelajaran tidak membuat siswa merasa tersinggung atau terhina. Jika terpaksa disampaikan, guru perlu berbasa-basi sebelum menyampaikan materi pelajaran yang mungkin tidak berkenan di hati siswa.

Sebagai contoh, dalam ruangan kelas ada siswa yang memiliki kekurangan atau cacat fisik.

Oleh sebab itu guru perlu memilih dan memilah kata untuk menyampaikan materi pelajaran agar siswa merasa tidak berkecil hati.

3.Humoris

Guru memang bukanlah seorang pelawak. Profesi guru jauh berbeda dengan profesi pelawak. Namun demikian bukan berarti mengajar tidak memiliki unsur humor atau lelucon. 

Selama pembelajaran berlangsung guru dapat menyajikan pelajaran diselingi humor dan lelucon.

Tujuannya adalah sebagai selingan agar suasana belajar siswa tidak terlalu monoton dan kaku.

4.Strategis

Posisi guru adalah posisi strategis dalam pembelajaran di ruang kelas. Oleh sebab itu peran strategis ini memungkinkan guru untuk kreatif menciptakan suasana pembelajaran menyenangkan

Suasana pembelajaran terkendali dengan baik, hasil belajar dapat diperoleh secara maksimal.

5.Praktis

Praktis bermakna mudah. Dalam hal ini adalah prinsip kemudahan dalam mengajar sangat diperlukan.

Mengajar bagaimana siswa belajar dengan mudah. Menerima materi pelajaran dan mengolahnya dengan mudah.

Jika ada cara yang lebih mudah kenapa mesti dicari cara yang rumit? Prinsip ini sesuai jika diterapkan pada siswa ketika mengajar. 

Siswa akan melakukan proses belajar yang lebih mudah untuk memahami materi pelajaran, mengerjakan tugas rumah, dan tugas lainnya.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel