5 Strategi Guru Agar Tampil Optimal Mengajar
Mei 04, 2017
5 strategi guru agar tampil optimal
mengajar – Tugas utama guru adalah mengajar. Menyampaikan
materi pelajaran kepada peserta didik di ruang kelas maupun di luar kelas. Materi
pelajaran disampaikan melalui strategi dan metode tertentu.
Pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran disesuaikan dengan banyak hal, seperti; karakter materi pelajaran dan peserta didik, ketersediaan sarana dan prasarana mengajar di sekolah.
Yang tak kalah penting adalah menentukan strategi mengajar, siasat atau trik penyampaian materi pelajaran pada siswa.
Namun sebelum melanjutkan pembahasan strategi pengoptimalan penampilan guru dalam mengajar, ada baiknya dikemukakan dulu beberapa hal penting berkaitan dengan masalah mengajar.
Mengajar sekaligus mendidik
Pada
saat guru menjalankan tugas mengajar, saat itu pula terselip tugas guru mendidik.
Tugas ini kiranya sangat mutlak dikedepankan mengingat perkembangan dan
dinamika serta pengaruh lingkungan sosial dan budaya
Materi
pelajaran mengandung nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan (Imtaq). Nilai Imtaq memiliki kekuatan dahsyat untuk merubah
sikap dan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik.
Hal ini disebabkan oleh
nilai imtaq mengandung unsur akhlak mulia dan budi pekerti luhur.
Dengan
kata lain, muatan materi pelajaran berpotensi untuk menumbuhkembangkan nilai
karakter baik pada peserta didik.
Hambatan dan tantangan mengajar
Menekuni
profesi guru bukan lagi sesuatu yang mudah bagi sebagian guru. Banyak tuntutan
yang harus dipenuhi sebagai konsekuensi prediket guru sebagai pendidik
profesional.
Tuntutan
terhadap guru profesional berkaitan dengan tuntutan sistem pendidikan yang
berlaku terhadap kualitas lulusan lembaga pendidikan.
Guru dinyatakan sebagai ujung tombak peningkatan mutu pendidikan
di sekolah.
Dalam
praktiknya, guru menghadapi berbagai hambatan dan tantangan. Tidak hanya
bersumber dari siswa, hambatan dan tangan itu juga berasal dari diri guru
sendiri.
Permasalahan berawal dari mentalitas dan kemampuan profesionalisme. Dua
masalah tersebut akan memengaruhi proses belajar dan mengajar di kelas.
Meskipun
jadi guru itu menyenangkan, profesi guru bukan
lagi hal mudah untuk dilaksanakan. Banyak tuntutan, hambatan dan tantangan yang
harus dihadapi.
Berhadapan dengan sistem pendidikan dan berinteraksi dengan murid di ruang kelas.
Prinsip tampil optimal dalam mengajar
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan produk teknologi telah berdampak luas terhadap proses
belajar dan mengajar di ruang kelas.
Dampak utama yang dirasakan adalah pola hubungan komunikasi sosial antara guru dan murid.
Menyikapi
dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan produk teknologi, guru perlu membuka diri
sebaik-baiknya.
Memiliki jangkauan dan pandangan jauh ke dunia luar. Mengapa
demikian?
Materi
pelajaran yang diajarkan juga sudah tersedia di jaringan internet. Bukan
mustahil peserta didik lebih duluan membaca dan mempelajari apa yang akan
disampaikan guru di ruang kelas.
Boleh
jadi sekadar iseng, apakah hasil belajar yang diraih siswa akibat proses
pembelajaran di ruang kelas dengan guru atau diperoleh melalui internet?
Meskipun
demikian, keberadaan peran guru tidak sepenuhnya akan dapat digantikan oleh
media belajar yang ada, termasuk internet.
Ini tantangan menarik bagi guru
untuk tampil optimal dalam mengajar.
Bagaimana
strategi yang dibutuhkan agar guru tampil mengajar dengan baik? Ikuti terus uraian
berikut ini.
1.Saintis
Guru
itu seorang ilmuan di bidangnya. Sebagai ilmuan guru menguasai seluk beluk ilmu,
didaktik dan metodik berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkannya. Ilmuan
yang mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
sosial-budaya yang berkembang.
Sebagai
seorang saintis, guru tidak boleh ragu-ragu dalam menyampaikan materi pelajaran
kepada peserta didik di ruang kelas. Ini menjadi strategi penting untuk
dipahami.
Guru
yang ragu-ragu mengajar, memberi isyarat kepada siswa kalau gurunya kurang
menguasai materi yang akan diajarkan.
Ini akan menggoyahkan keyakinan siswa
tentang kebenaran materi pelajaran yang diberikan guru. Resikonya adalah berkurang
kepercayaan murid terhadap guru.
2.Pragmatis
Pragmatis
adalah cara seseorang menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Pragmatis dalam
konteks pembahasan ini mengandung makna bijaksana dan teliti.
Menyampaikan
materi pelajaran tidak membuat siswa merasa tersinggung atau terhina. Jika
terpaksa disampaikan, guru perlu berbasa-basi
sebelum menyampaikan materi pelajaran yang mungkin tidak berkenan di hati
siswa.
Sebagai
contoh, dalam ruangan kelas ada siswa yang memiliki kekurangan atau cacat
fisik.
Oleh sebab itu guru perlu memilih dan memilah kata untuk menyampaikan
materi pelajaran agar siswa merasa tidak berkecil hati.
3.Humoris
Guru
memang bukanlah seorang pelawak. Profesi guru jauh berbeda dengan profesi
pelawak. Namun demikian bukan berarti mengajar tidak memiliki unsur humor atau lelucon.
Selama pembelajaran berlangsung guru dapat menyajikan pelajaran diselingi humor
dan lelucon.
Tujuannya adalah sebagai selingan agar suasana belajar siswa tidak
terlalu monoton dan kaku.
4.Strategis
Posisi
guru adalah posisi strategis dalam pembelajaran di ruang kelas. Oleh sebab itu
peran strategis ini memungkinkan guru untuk kreatif menciptakan suasana pembelajaran menyenangkan.
Suasana pembelajaran
terkendali dengan baik, hasil belajar dapat diperoleh secara maksimal.
5.Praktis
Praktis
bermakna mudah. Dalam hal ini adalah prinsip kemudahan dalam mengajar sangat
diperlukan.
Mengajar bagaimana siswa belajar dengan mudah. Menerima materi
pelajaran dan mengolahnya dengan mudah.
Jika
ada cara yang lebih mudah kenapa mesti dicari cara yang rumit? Prinsip ini
sesuai jika diterapkan pada siswa ketika mengajar.
Siswa akan melakukan proses belajar yang
lebih mudah untuk memahami materi pelajaran, mengerjakan tugas rumah, dan tugas
lainnya.***