Cara Jitu Berlatih Menulis Artikel Buat Guru
April 14, 2016
Cara Jitu berlatih menulis artikel buat guru –
Perkembangan kebijakan dalam dunia pendidikan semakin menuntut guru untuk
menghasilkan karya tulis. Hal ini terbukti dari berbagai persyaratan yang harus
dipenuhi dalam proses kenaikan pangkat guru, syarat menjadi peserta guru
berprestasi, dan lain sebagainya.
Sebagai pendidik profesional guru harus mampu melakukan kegiatan pengembangan profesi keguruan. Mengapa harus?
Jawaban paling sederhana adalah karena pembelajaran yang dijalankan guru di ruang kelas semakin bersifat dinamis.
Menjawab tantangan tersebut setiap guru perlu melakukan inovasi dalam pembelajaran. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran menyenangkan bagi peserta didik.
Sebaliknya akan meminimalisir permasalahan dan gangguan yang mungkin terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Jika
tidak bersedia melaksanakan aksi inovasi maka pembelajaran yang dilaksanakan
akan banyak melalui hambatan dan tantangan dari peserta didik.
Apalagi anak
didik sekarang lebih kritis dan cerdas dalam menyikapi pembelajaran.
Salah
satu aksi inovasi yang populer dilakukan guru adalah kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK). Kegiatan ini memerlukan serangkaian proses dan diakhiri
dengan penulisan laporan tertulis.
Pekerjaan ini menjadi lebih rumit apabila
guru belum membiasakan diri untuk menulis, minimal menulis artikel.
Apa itu artikel?
Jika
guru berhasil menulis sesuatu tentang masalah pembelajaran hanya beberapa
paragraf atau kata saja. Itu artinya guru telah berhasil membuat sebuah artikel. Artikel itu adalah karangan pendek.
Pengertian ini bersifat relatif.
Panjang pendeknya sebuah artikel tergantung pada kebutuhan guru untuk
menyampaikan ide ke dalam tulisan.
Sebuah
artikel terdiri dari bagian pendahuluan, isi dan penutup/kesimpulan. Untuk
mengisi bagian ini, bisa dibuat dalam beberapa paragraf saja.
Misalnya 5 sampai
8 paragraf. Paling tidak guru telah menulis sekitar 200 sampai 300 kata.
Publikasi artikel
Guru
akan bertanya, artikel yang sudah dibuat dengan susah payah mau diapakan lagi?
Perlu
diingat kembali, publikasi karya ilmiah guru tidak harus melalui media cetak
seperti surat kabar dan majalah atau jurnal ilmiah.
Minimal
karya ilmiah guru dipublikasikan secara terbatas di lingkungan sendiri, seperti
di perpustakaan sekolah.
Setiap karya tulis guru dapat didokumentasikan di
perpustakaan sekolah dan bisa dinilai sebagai salah satu unsur pengembangan
profesi membuat karya tulis.
Kesulitan menulis artikel
Apakah
guru kurang ide untuk ditulis? Tidak juga. Guru bergelut dengan banyak masalah
berkaitan dengan tugasnya sebagai pengajar, pendidik dan pelatih.
Banyak
masalah yang dapat ditulis dalam sebuah karangan ilmiah.
Masalah
klasik dalam menulis artikel adalah kesulitan menulis. Cukup banyak guru yang
merasa kesulitan untuk menulis karya tulis, semisal artikel ilmiah.
Apakah guru
tidak mampu menulis?
Bukan itu masalahnya! Kesulitan menulis bagi sebagian
kecil guru lebih cenderung pada masalah kebiasaan.
Pada umumnya guru belum
membiasakan diri untuk menulis artikel atau karangan ilmiah.
Padahal menulis
itu memerlukan kebiasaan dan latihan. Menulis itu semacam keterampilan.
Sebagaimana lazimnya keterampilan akan membutuhkan latihan.
Bagaimana cara berlatih menulis artikel?
1.Tulis apa yang sudah
terpikirkan
Guru
pasti memiliki banyak ide tentang profesi dan tugas keguruannya.
Banyak masalah
atau kesenjangan terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Ungkapkan semua itu
segera ke dalam tulisan.
Guru
juga punya ide untuk mengatasi masalah yang ada. Tanpa banyak diikat aturan
menulis, tuangkan semua itu secepat mungkin.
Tangkap secepatnya ide yang sudah
ada. Jangan pikirkan dulu ejaan dan tanda baca. Yang penting tulis dan tulis
dulu apa yang sudah terpikirkan.
2.Susun kerangka tulisan
Cara
ini terbalik dari cara menulis artikel guru yang sudah mahir menulis. Setelah
siap beberapa paragraf tulisan, segera atur kerangka tulisan.
Misalnya, bagian
pendahuluan berupa gambaran umum tentang masalah yang dibahas. Ini dapat
disusun menjadi dua paragraf pendek.
Kemudian
bagian isi terdiri dari uraian permasalahan sekitar tiga sampai empat paragraf.
Bagian
kerangka ketiga adalah penutup. Bagian ini cukup satu paragraf saja. Jadi
totalnya sekitar 7 sampai 8 paragraf.
3.Pengeditan artikel
Anggap
artikel sudah jadi sekitar 7 sampai 8 paragraf. Mungkin guru belum puas dengan
hasil tulisan tersebut.
Langkah selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan
berkali-kali terhadap artikel yang sudah jadi.
Langkah
editing artikel menjadi langkah penting dan memerlukan waktu yang lebih banyak.
Sebab guru akan memeriksa ejaan dan tanda baca. Kemudian susunan kalimat yang
belum memuaskan.
Jika
diperlukan, mungkin perlu minta bantuan guru lain untuk membaca dan mengeditnya.
Yang paling cocok barangkali minta bantuan guru bahasa Indonesia di sekolah.
Bagaimana pun guru mata pelajaran bahasa Indonesia lebih menguasaai struktur
kalimat dan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Penutup
Rangkaian
latihan menulis artikel seperti di atas memerlukan kesabaran dan waktu lebih
banyak.
Jika sudah dilakukan sekian kali, insyaalah guru akan bisa menghasilkan
artikel dan bisa dikembangkan menjadi sebuah makalah karya ilmiah seumpama
laporan kegiatan PTK.
Setiap
menyelesaikan artikel ilmiah bidang pendidikan yang siap didokumentasikan di perpustakaan sekolah
sebaiknya meminta surat pernyataan dari kepala sekolah.
Surat pernyataan telah melakukan
kegiatan pengembangan profesi.
Menulis artikel ilmiah dan didokumentasikan di
perpustakaan sekolah. Surat pernyataan ini menjadi bukti fisik pengembangan
profesi guru jika diperlukan suatu saat nanti.***