Komponen Penentu Kualitas Pembelajaran
Mei 24, 2016
Komponen
penentu kualitas pembelajaran - Hasil yang
diperoleh siswa pada ujian nasional (UN), belum bisa diklaim sebagai
indikator kualitas pembelajaran di kelas semata. Sebab, untuk mempersiapkan UN siswa
telah melakukan berbagai upaya di luar jam belajar di sekolah.
Misalnya siswa aktif mengikuti bimbingan belajar, les privat, dan belajar tambahan sore.
Namun pembelajaran yang berkualitas ikut mempengaruhi hasil belajar siswa pada UN.
Paling tidak ada dua indikasi pembelajaran berkualitas. Pertama, proses pembelajaran menyenangkan siswa.
Siswa merasa betah dan bersemangat
mengikuti pelajaran. Perilaku siswa menyimpang tidak banyak yang terjadi selama
pembelajaran berlangsung. Guru tidak terlalu sukar untuk mengelola kelas.
Kedua, hasil belajar siswa memuaskan. Siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan
belajar secara individual maupun klasikal. Dengan demikian, pembelajaran
berkualitas dipandang dari aspek proses dan hasil.
Ada 3 faktor utama penentu kualitas
pembelajaran di ruang kelas:
1.Guru
Strategi
dan metode mengajar yang digunakan akan menentukan kualitas pembelajaran di
kelas. Strategi yang jitu dan metode yang tepat akan menciptakan pembelajaran
bermakna bagi siswa.
Pendekatan
yang digunakan dalam mengajar meliputi perencanaan administrasi maupun non
teknis. Metode yang tepat adalah metode mengajar yang sesuai dengan karakter
materi pelajaran, siswa dan fasilitas belajar yang tersedia.
Gaya dan teknik mengajar guru juga ikut
menentukan kualitas pembelajaran. Guru yang menguasai materi, piawai dalam
berbahasa, demokratis dalam mengajar lebih berpeluang untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan siswa.
2.Sarana dan fasilitas belajar
Sarana dan fasilitas belajar merupakan
semua benda atau materi yang dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran.
Pembelajaran memerlukan adanya media dan alat peraga.
Kalau perlu dilengkapi dengan fasilitas
laboratorium yang memadai. Semua bahan ini membantu siswa untuk menerima dan
mencerna materi pelajaran dengan baik.
3.Siswa
Dalam konteks pendidikan, siswa adalah
subjek sekaligus objek yang belajar. Siswa memiliki konsep-konsep ilmu yang
sudah mereka dapatkan dari jenjang pendidikan sebelumnya dan pengalaman emperis
sehari-hari.
Pengembangan konsep ilmu tersebut
diluruskan dan dikembangkan melalui proses pembelajaran. Siswa ternyata
bukanlah ibarat botol kosong yang harus diisi dari awal.
Input siswa antara satu sekolah dengan
sekolah lain tidak pernah persis sama. Latar belakang sosial dan geografi
menentukan input siswa suatu sekolah.
Sekolah yang merekrut siswa dengan sistem
seleksi akan memiliki input intelektual yang lebih jika dibandingkan dengan
sekolah yang melaksanakan wajib belajar.***