Mengutip Semangat Kebangkitan Nasional 1908
Mei 17, 2016
Mengutip semangat kebangkitan nasional 1908 - Tanggal 20 Mei diperingati sebagai
hari kebangkitan Nasional (Harkitnas) setiap tahun. Peringatan
Harkitnas tidak hanya sekadar seremonial belaka. Lebih dari itu adalah
menerapkan semangat kebangkitan nasional dalam mengisi kemerdekaan dengan
pembangunan di segala bidang.
Momentum Harkitnas yang ke 108 ini pembelajaran berharga bagi bangsa Indonesia untuk mengenang kembali bagaimana semangat perjuangan bangsa Indonesia tempoe doeloe untuk mengisi kemerdekaan dengan berbagai kegiatan pembangunan.
Semangat Budi Oetomo
Kebangkitan nasional ditandai dengan lahirnya organisai Budi Oetomo 20 Mei 1908 oleh dr.Wahidin Soedirohoesodo dan dr.Soetomo.
Organisasi sosial intelektual ini menyatukan semangat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Cita-cita
untuk mewujudkan kemerdekaan akhirnya terwujud tanggal 17 Agustus 1945. Hal ini
menjadi bukti bahwa kemerdekaan suatu bangsa diwujudkan dengan persatuan dan
kesatuan bangsa itu sendiri.
Semangat
kebangkitan bangsa itu ternyata masih menyala-nyala manakala bangsa Indonesia
masih harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Setelah
berhasil mempertahankan kemerdekaan, pekerjaan bangsa Indonesia belum selesai.
Tugas selanjutnya adalah mengisi kemerdekaan itu sendiri dengan semangat
persatuan dan kesatuan bangsa.
Semangat mengisi kemerdekaan
Setelah
mewujudkan kemerdekaan dan mempertahankannya, semangat bangsa Indonesia yang
tak kalah pentingnya adalah mengisi kemerdekaan dengan pembangunan di segala
bidang termasuk sektor pendidikan.
Persatuan
dan kesatuan bangsa harus lebih diutamakan dalam membangun bangsa Indonesia.
Organisasi sosial maupun politik dalam mengisi pembangunan hendaklah
mengutamakan semangat persatuan dan kesatuan bangsa sebagaimana dicanangkan
dalam organisasi Budi Oetomo.
Semangat
kebangkitan nasional Budi Utomo untuk memperjuangkan terwujudnya kemerdekaan
patut kita kutip sampai sekarang.
Semangat itu kita wujudkan dalam bentuk kerja
nyata, mandiri dan berkarakter.
Bekerja
secara nyata, tidak hanya mengutamakan kerja keras namun lebih berorientasi
pada kerja cerdas.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut suatu
bangka untuk lebih cerdas dan mandiri. Namun tidak melupakan nilai-nilai
karakter bangsa Indonesia sendiri.
Semua
itu bertujuan untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang adil dalam kemakmuran dan
makmur dalam prinsip keadilan.
Bagi peserta didik, semangat kebangkitan bangsa dapat dikutip dan diterapkan dalam aktivitas belajar di sekolah. Siswa rajin belajar, mengisi otak dengan berbagai ilmu pengetahuan.
Mengubah sikap dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Melatih keterampilan dan kecakapan hidup.
Guru sebagai pendidik profesional melandasi kerja dan kinerja dengan mengutip semangat kebangkitan bangsa. Bersemangat dan bergairah menjalani tugas sehari-hari untuk mencerdaskan anak bangsa.
Mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin masa depan yang cerdas dan berbudi pekerti luhur.***