Daging Sapi Mahal, Ganti dengan Daging Ayam (?)
Juni 09, 2016
Daging
sapi mahal, ganti dengan daging ayam (?) – Harga daging sapi melonjak, bahkan
sampai pada kisaran Rp. 120.000,- di berbagai pasar di Indonesia. Itu
di antaranya berita yang mewarnai berbagai media cetak maupun elektronik di
negeri tercinta ini.
Untuk kita yang tinggal di daerah pedesaan, atau dari keluarga menengah ke bawah. Boleh jadi tidak ambil pusing dengan berita dan persoalan harga daging sapi yang melambung tersebut. Kenapa demikian?
Alasan yang mungkin adalah daging sapi dapat diganti dengan daging ayam kampung yang sudah dijamin nilai gizi dan kesehatannya. Apalagi bagi kita yang telah memelihara ayam kampung di rumah masing-masing.
Berkemungkinan
besar mengambil alternatif memanfaatkan daging ayam untuk pasokan kebutuhan
selama bulan puasa dan lebaran bagi keluarga.
Alasan
lain tidak perlu memusingkan melonjaknya harga daging sapi adalah kebutuhan biaya pendidikan anak. Masyarakat yang tinggal di desa
khususnya lebih terkonsentrasi mempersiapkan masalah sekolah anak.
Setelah
lebaran, akan berlangsung prosesi tahun pelajaran baru. Mau atau tidak, tahun
ajaran baru identik dengan uang. Keluarga yang memiliki anak menduduki jenjang
sekolah baru, sudah pasti membutuhkan sekian biaya sekolah.
Beli
seragam sekolah dan biaya perlengkapan sekolah. Iuran ini dan itu yang
ditetapkan oleh sekolah baru tempat anak bersekolah. Itu baru untuk satu anak.
Bagaimana
dengan keluarga yang memiliki anak yang baru masuk sekolah dasar (SD/sederajat),
sekolah menengah tingkat pertama (SMP/Sederajat), sekolah menengah atas (SMU/K))
dan memasuki jenjang perguruan tinggi?
Bagaimana
pun, pendidikan anak menjadi prioritas utama bagi keluarga. Kelanjutan pendidikan anak dinomorsatukan sehingga
pendidikan anak tidak mengalami kendala. Sementara, biarlah harga daging sapi
melambung setinggi-tingginya.
Asalkan
masa depan pendidikan anak tetap terjamin oleh keluarga menengah ke bawah atau
yang berdomisili di pedesaan.***