Tradisi Balimau Jelang Bulan Suci Ramadhan
Mei 24, 2017
Tradisi balimau jelang bulan suci ramadhan
– Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi tertentu dalam menyambut
kedatangan bulan suci Ramadhan. Tradisi
ini sebagai wujud kegembiraan masyarakat menyambut bulan puasa. Kegembiraan itu
diwujudkan dengan kesucian diri, jasmani maupun rohani.
Di
Sumatera Barat dikenal dengan tradisi
balimau. Tradisi ini sudah berlangsung turun temurun sejak berabad-abad
lamanya di kalangan masyarakat Minang Kabau. Namun
akhir-akhir ini, tradisi mandi balimau sudah mulai dilarang oleh ulama di
Sumatera Barat. Hal ini karena pelaksanaan tradisi balimau sering melanggar
syariat islam itu sendiri.
Salah
satunya adalah mandi bersama antara laki-laki dan perempuan tanpa pembatas.
Bahkan bercampur-aduk antara laki-laki dan perempuan di tempat pemandian.
Apa itu balimau?
Balimau
adalah mandi keramas dengan menggunakan jeruk nipis
sebagai pembersih. Dilaksanakan pada kawasan tertentu yang memiliki air
mengalir. Misalnya, kawasan sungai, tempat pemandian, danau, dan lain
sebagainya.
Tradisi
balimau bertujuan untuk membersihkan diri secara fisik untuk memasuki bulan
puasa Ramadhan. Hal ini tak luput dari sejarah balimau yang diadakan oleh
masyarakat Minang Kabau pada masa lampau.
Pada
zaman dulu tidak setiap orang dapat mandi sampai bersih. Selain belum ada sabun
mandi, juga karena kekurangan air dan kesibukan bekerja sehari-hari. Oleh sebab
itu mereka sengaja mandi menggunakan pembersih jeruk nipis ketika memasuki bulan Ramadhan.
Jeruk
nipis dipilih karena buah tanaman pertanian ini dapat membersihkan tubuh karena
aromanya wangi dan memiliki sifat melarutkan minyak dan keringat serta bau
badan.
Tradisi
balimau memang dilaksanakan di tempat mandi yang luas dan mengalir airnya.
Namun tidak boleh melanggar aturan pergaulan dimana antara perempuan dan laki-laki tidak boleh bercampur dalam satu
tempat pemandian.***