Dompet Tebal Berisi Kertas Kumal itu Memalukan
Maret 21, 2017
Dompet tebal berisi kertas kumal itu memalukan
– Dompet itu identik dengan uang. Dompet penuh atau dompet tebal dimaknai dengan banyak uang. Itu karena lazimnya dompet digunakan untuk menyimpan uang. Tapi fungsi dompet juga untuk menyimpan dokumen atau surat berharga dalam ukuran mini.
Dompet itu ada yang hanya dipegang namun ada pula yang dimasukkan ke dalam tas atau keranjang belanjaan. Biasanya ini berlaku untuk kaum hawa. Bagi kaum adam, dompet disimpan di kantong celana bagian belakang. Tak pernah terdengar cowok suka memegang dompet berisi uang.
Sebenarnya ada
dua istilah populer untuk dompet. Dompet tebal dan dompet tipis atau kurus.
Istilah dompet tebal ditujukan bagi orang yang banyak uang. Sering terjadi
kondisi ini pada bulan baru atau baru gajian misalnya.
Dompet
tipis ditujukan pada orang yang kekurangan uang. Terjadi pada saat tanggal tua
atau akhir bulan. Atau sering ditujukan pada orang tidak punya uang.
Benarkah
dompet tebal di saku celana pertanda banyak uang? Tentu saja tidak ada jaminannya. Bisa jadi isi dompet itu hanya dokumen atau surat berharga saja. Bukan mustahil juga isinya kertas-kertas tak berharga. Sekadar menambal panggul tipis.
Dompet
tebal berisi kertas tak berharga justru menjadi pengalaman saya sendiri. Namun gara-gara dompet tebal pengganjal saku celana itu saya jadi malu. Kenapa tidak?
Peristiwa itu tejadi ketika masa sekolah di SMA dulu. Karena bertubuh kurus dan panggul tempos, saya sengaja mengganjalnya
dengan dompet berisi kertas buku bekas yang kumal isi 18 lembar.
Dengan cara
ini, panggul menjadi terlihat agak lumayan dan tidak lagi terkesan kurus. Rasa percaya diri pun muncul dengan cara mengganjal panggul dengan dompet tebal ini.
Suatu
ketika terjadilah peristiwa memalukan tersebut Hari itu ada razia benda
terlarang di sekolah. Tim razia yang terdiri dari polisi dan guru masuk dan
memerintahkan semua siswa mengeluarkan dompet dan meletakkannya di atas meja
masing-masing.
Saya justru kebingungan mendengar perintah aparat itu. Dituruti perintah itu akan
membuat malu. Tidak dituruti pasti disangka telah menyimpan barang
terlarang.
Daripada
menanggung malu, saya bangkit dan bergegas ke belakang lemari kelas yang kebetulan
memang ada ruangan sempit di belakangnya. Sampai ditempat itu saya membuka
dompet dan berniat hendak membuang kertas kumal pengisi dompet itu.
Sebelum
niat itu terlaksana, seorang aparat telah berdiri di belakang saya.
“Mengapa
kamu bersembunyi disitu? Kamu menyimpan benda terlarang?” tanya polisi dengan
suara setengah membentak.
Saya membalikkan tubuh sambil berkata pelan,
“Pak,
saya tidak menyimpan benda terlarang. Isi dompet saya hanya kertas kotor ini.
Saya malu kepada teman sehingga saya ingin membuangnya”.
“Benar
begitu?”
“Saya
tidak bohong, pak.”
“Ayo,
kamu keluar!”
Saya keluar dari lorong belakang lemari kelas dengan perasaan malu. Itu semua
gara-gara dompet tebal berisi kertas kumal itu.