Optimasi Program Literasi di Sekolah
Juli 18, 2016
Optimasi program literasi di
sekolah – Gerakan gemar membaca sebenarnya sudah
diluncurkan sejak beberapa tahun silam. Tidak hanya untuk kalangan terbatas
seperti siswa/mahasiswa namun sudah merambah ke masyarakat luas.
Di lingkungan sekolah, gerakan gemar membaca di kalangan siswa sudah ditindaklanjuti dengan pembenahan sarana maupun prasaran membaca.
Melengkapi bahan dan sumber bacaan. Setiap sekolahpun sudah memiliki unit gedung perpustakaan, minimal ruang baca yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
Namun sejak beberapa tahun terakhir juga, gerakan gemar membaca seakan mulai pudar. Minat baca masyarakat, termasuk siswa/mahasiswa disinyalir banyak orang mulai menurun.
Kegemaran para siswa seakan berubah pada aktivitas browsing melalui gadget dan fasilitas internet lainnya.
Tahun 2015 lalu dicanangkan gerakan literasi penumbuhan budi pekerti siswa. Pengembangan program literasi didasarkan pada Permendikbud RI Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Program
literasi di sekolah pada hakikatnya upaya menyemarakkan gerakan gemar membaca di
kalangan siswa. Agar program literasi di sekolah berjalan efektif maka diperlukan
upaya optimasi dari manajemen sekolah.
Potensi budi pekerti siswa
Pihak
sekolah menyadari bahwa setiap siswa memiliki potensi tertentu untuk tumbuh dan
berkembang. Potensi itu meliputi intelektual budi pekerti dan keterampilan.
Potensi siswa memiliki budi pekerti sudah terbentuk sejak dini di lingkungan keluarga. Anak sudah dibekali dengan nilai-nilai karakter dan budi pekerti yang
luhur.
Di
lingkungan sekolah, potensi budi pekerti siswa perlu lebih ditumbuhkembangkan
dengan berbagai proses dan cara yang berlangsung di sekolah.
Oleh sebab itu, program
literasi akan berjalan efektif apabila tercipta suasana dan iklim pembelajaran
yang mendukung.
Iklim pendorong gerakan literasi
Iklim
pembelajaran yang berlangsung di sekolah seyogyanya mendorong para siswa untuk
membaca dan menulis.
Optimasi program literasi terutama sekali bertumpu pada
bagaimana setiap guru berusaha memodifikasi iklim belajar.
Salah
satu upaya modifikasi itu adalah memberi waktu sebanyak mungkin untuk siswa
dapat membaca kemudian menulis apa yang sudah mereka baca.
Paling tidak siswa
mampu mengkomunikasikan hasil bacaanya sehingga berpengaruh pada kepribadian
sang siswa.
Pendukung gerakan literasi
Selain
penciptaan iklim belajar, optimasi program literasi juga tergantung pada faktor
pendukung berupa sarana dan prasarana
baca dan tulis.
Faktor dimaksud antara lain; perpustakaan sekolah dan pustaka
kelas yang memadai, kontribusi orangtua siswa, dan faktor lainnya.
Dapat
disimpulkan, program literasi di sekolah diwujudkan dalam bentuk kegiatan
membaca dan menulis yang mendorong tumbuhnya budi pekerti siswa.
Kegiatan
membaca buku literatur bernilai budi pekerti, memahami isi bacaan, menulis dan merangkum atau menceritakan kembali
kesimpulan hasil bacaan siswa. Kegiatan ini diharapkan akan dapat menggugah sikap dan kepribadian
siswa.***