Mempertajam Regulasi dalam Pembelajaran

Mempertajam regulasi dalam pembelajaran – Diyakini setiap guru memiliki aturan (regulasi) tertentu ketika menjalankan pembelajaran di ruang kelas. Aturan dan ketentuan yang dibuat bertujuan agar pembelajaran berjalan lancar.

Regulasi dalam mengelola pembelajaran harus mengacu pada regulasi yang berlaku di sekolah. Namun regulasi tersebut masih bersifat umum sehingga perlu dirinci agar lebih operasional.

Masalah yang sering muncul adalah regulasi yang dibuat dan diterapkan guru sering tidak berjalan sebagaimana mestinya. 

Di kelas yang diisi oleh siswa dengan minat belajar rendah lebih sering terjadi kemacetan penerapan regulasi pembelajaran.

Selain faktor karakter siswa di kelas, kelalaian guru juga menjadi faktor penyebab longgarnya penerapan regulasi dalam pembelajaran. Guru lebih fokus pada penyampaian materi pelajaran pada siswa. 

Apalagi jika sudah terbayang target kurikulum atau target materi yang harus dicapai.

Lalu, apa yang mesti diupayakan agar regulasi dalam pembelajaran dapat diterapkan secara optimal?

Berdasar pengalaman emperis, salah satu sasaran upaya guru adalah mempertajam aturan dan disiplin belajar yang sudah ada. Meskipun upaya ini masih memiliki kekurangan namun cukup memuaskan hasilnya.

Berikut ini dicontohkan beberapa alternatif penajaman regulasi dalam pembelajaran.

1.Regulasi izin meninggalkan kelas

Siswa dilarang minta izin keluar atau meninggalkan kelas secara berulang-ulang, berombongan, atau dilarang meninggalkan kelas dalam waktu yang lama. Hal seperti ini sudah lazim dilakukan guru.

Jika regulasi umum tersebut kurang tepat sasaran, maka guru dapat mempertajamnya lebih khusus dan operasional. Misalnya, siswa yang ingin meninggalkan kelas. Siswa harus menuliskan nama dan lamanya meninggalkan kelas, pada pojok kiri papan tulis.

Siswa lain belum dibolehkan minta izin meninggalkan kelas sebelum siswa yang telah diizinkan tadi kembali ke ruang kelas, kecuali keadaan terpaksa. Terpaksa disini, misalnya karena siswa kebelet hendak ke kamar kecil atau keperluan mendadak ke kantor guru.

Bagaimana jika siswa yang telah diizinkan tidak kembali atau terlambat sebagaimana waktu yang dituliskan dipapan tulis? Siswa tersebut ditetapkan bolos belajar dan siswa lain diperbolehkan minta izin dengan cara seperti di atas.

Ada lagi kebiasaan siswa saat pergantian jam pelajaran. Seenaknya meninggalkan kelas sebelum guru berikutnya masuk kelas. Oleh sebab itu kepada siswa perlu penekanan bahwa minta izin keluar kelas dibolehkan setelah pelajaran berlangsung.

2.Regulasi terhadap siswa bolos belajar

Siswa yang tidak mengikuti pelajaran satu kali karena bolos belajar perlu diambil langkah pemisahan tempat duduk. 

Pada pertemuan berikutnya, siswa bersangkutan harus dipisahkan tempat duduknya dan diberi tugas merangkum atau membaca materi pelajaran yang tidak diikutinya lantaran bolos atau alpa.

Regulasi ini sebenarnya bertujuan untuk mengingatkan siswa agar jangan bolos belajar. Kalau dilakukan hal ini siswa akan ketinggalan pelajaran.

Bagaimana siswa yang lain di kelas itu? Apakah mereka tidak belajar karena guru sedang memberi sanksi kepada siswa bolos belajar?

Guru tetap melanjutkan pembelajaran setelah memberikan tugas kepada siswa yang menerima sanksi. Jika siswa yang diberi sanksi telah menyelesaikan tugasnya maka diizinkan untuk bergabung kembali dengan teman lain guna mempelajari materi pelajaran baru.

Penajaman regulasi dalam pembelajaran seperti contoh di atas pada awalnya mungkin terasa rumit dan memakan waktu. Namun lama-kelamaan akan menjadi terbiasa sehingga dapat meminimalkan perilaku menyimpang siswa dalam pembelajaran.

Sebagai catatan kecil, upaya mempertajam regulasi dalam pembelajaran memerlukan pendekatan persuasif dan demokratis. 

Guru perlu melibatkan, meminta persetujuan dan kesepakatan siswa dalam dalam membuat atau menerapkan aturan dan disiplin belajar. Mudah-mudahan uraian di atas bermanfaat.***