Mempertajam Regulasi dalam Pembelajaran
Agustus 25, 2016
Mempertajam regulasi dalam pembelajaran
– Diyakini setiap guru memiliki aturan (regulasi) tertentu ketika menjalankan
pembelajaran di ruang kelas. Aturan dan ketentuan yang dibuat bertujuan agar
pembelajaran berjalan lancar.
Regulasi dalam mengelola pembelajaran harus mengacu pada regulasi yang berlaku di sekolah. Namun regulasi tersebut masih bersifat umum sehingga perlu dirinci agar lebih operasional.
Masalah yang sering muncul adalah regulasi yang dibuat dan diterapkan guru sering tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Di kelas yang diisi oleh siswa dengan minat belajar rendah lebih sering terjadi kemacetan penerapan regulasi pembelajaran.
Selain faktor karakter siswa di kelas, kelalaian guru juga menjadi faktor penyebab longgarnya penerapan regulasi dalam pembelajaran. Guru lebih fokus pada penyampaian materi pelajaran pada siswa.
Apalagi jika sudah terbayang target kurikulum atau target materi yang harus dicapai.
Lalu,
apa yang mesti diupayakan agar regulasi dalam pembelajaran dapat diterapkan
secara optimal?
Berdasar
pengalaman emperis, salah satu sasaran upaya guru adalah mempertajam aturan dan
disiplin belajar yang sudah ada. Meskipun upaya ini masih memiliki kekurangan
namun cukup memuaskan hasilnya.
Berikut
ini dicontohkan beberapa alternatif penajaman regulasi dalam pembelajaran.
1.Regulasi izin meninggalkan kelas
Siswa
dilarang minta izin keluar atau meninggalkan kelas secara berulang-ulang,
berombongan, atau dilarang meninggalkan kelas dalam waktu yang lama. Hal
seperti ini sudah lazim dilakukan guru.
Jika
regulasi umum tersebut kurang tepat sasaran, maka guru dapat mempertajamnya lebih
khusus dan operasional. Misalnya, siswa yang ingin meninggalkan kelas. Siswa harus
menuliskan nama dan lamanya meninggalkan kelas, pada pojok kiri papan tulis.
Siswa
lain belum dibolehkan minta izin meninggalkan kelas sebelum siswa yang telah
diizinkan tadi kembali ke ruang kelas, kecuali keadaan terpaksa. Terpaksa
disini, misalnya karena siswa kebelet hendak ke kamar kecil atau keperluan
mendadak ke kantor guru.
Bagaimana
jika siswa yang telah diizinkan tidak kembali atau terlambat sebagaimana waktu
yang dituliskan dipapan tulis? Siswa tersebut ditetapkan bolos belajar dan
siswa lain diperbolehkan minta izin dengan cara seperti di atas.
Ada
lagi kebiasaan siswa saat pergantian jam pelajaran. Seenaknya meninggalkan
kelas sebelum guru berikutnya masuk kelas. Oleh sebab itu kepada siswa perlu
penekanan bahwa minta izin keluar kelas dibolehkan setelah pelajaran
berlangsung.
2.Regulasi terhadap siswa bolos belajar
Siswa
yang tidak mengikuti pelajaran satu kali karena bolos belajar perlu diambil
langkah pemisahan tempat duduk.
Pada pertemuan berikutnya, siswa bersangkutan
harus dipisahkan tempat duduknya dan diberi tugas merangkum atau membaca materi
pelajaran yang tidak diikutinya lantaran bolos atau alpa.
Regulasi
ini sebenarnya bertujuan untuk mengingatkan siswa agar jangan bolos belajar.
Kalau dilakukan hal ini siswa akan ketinggalan pelajaran.
Bagaimana
siswa yang lain di kelas itu? Apakah mereka tidak belajar karena guru sedang
memberi sanksi kepada siswa bolos belajar?
Guru
tetap melanjutkan pembelajaran setelah memberikan tugas kepada siswa yang
menerima sanksi. Jika siswa yang diberi sanksi telah menyelesaikan tugasnya
maka diizinkan untuk bergabung kembali dengan teman lain guna mempelajari
materi pelajaran baru.
Penajaman
regulasi dalam pembelajaran seperti contoh di atas pada awalnya mungkin terasa
rumit dan memakan waktu. Namun lama-kelamaan akan menjadi terbiasa sehingga
dapat meminimalkan perilaku menyimpang siswa dalam pembelajaran.
Sebagai
catatan kecil, upaya mempertajam regulasi dalam pembelajaran memerlukan
pendekatan persuasif dan demokratis.
Guru perlu melibatkan, meminta persetujuan
dan kesepakatan siswa dalam dalam membuat atau menerapkan aturan dan disiplin belajar. Mudah-mudahan uraian di atas bermanfaat.***