Berkurban dan Perbaikan Umat
September 15, 2016
Berkurban dan perbaikan umat
- Allahu akbar 3X. Allah maha besar yang telah menjadikan Islam sebagai jalan
hidup bagi orang-orang yang menggunakan akal fikiran dan hati nuraninya. Masih
terdengar gema takbir, tahlil dan tahmid bergema di seluruh belahan bumi yang diberkahi Allah SWT. Kebahagiaan
dan kegembiraan masih dirasakan oleh seluruh umat islam di berbagai belahan
dunia yang penuh dengan keberkahan dalam merayakan Idul Adha 1437 H.
Ilustrasi gambar (pixabay.com)
Hari Raya Idul Adha lebih akrab kita sebut dengan Hari Raya kurban karena setelah sholat Idul Adha kaum muslimin yang memiliki kemampuan materi amat ditekankan untuk berkurban dengan menyembelih hewan kurban sebagai simbol dari semangat dan kemauan untuk berkurban di jalan Allah SWT.
Manakala seorang muslim memiliki kemampuan untuk berkurban, tapi ternyata dia tidak mau berkurban, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan, tidak pantas dirinya berada di masjid Allah, hal ini terdapat dalam satu hadistnya :
Barang siapa yang memiliki
kemampuan untuk berkurban, tapi tidak dilakukannya, janganlah dia mendekati
tempat shalat kami (HR Ibnu Majah dan Hakim dari Abu Hurairah).
Hari
Raya Idul Adha memberikan isyarat kepada kita bahwa, orang-orang yang mau berkurban
dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk memperbaiki kondisi umat Islam
pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umummnya adalah orang-orang yang
kembali kepada fitrah juga memiliki kesucian jiwa.
Karena
tanpa jiwa yang suci itu pengorbanan hanya ada dalam omongan belaka, bahkan
menggergoti nilai-nilai pengorbanan yang telah dilakukan saudaranya sesama
muslim, serta pengorbanan yang dilakukan dirinya sendiri.
Berkurban
adalah mengeluarkan dan menyerahkan apa yang kita miliki meskipun sebenarnya
amat kita butuhkan, namun karena hal itu diperlukan oleh orang lain.
Orang yang tidak mau berkorban
Dalam
kehidupan ini begitu banyak kita temukan orang–orang yang enggan berkurban. Yang
perlu kita ketahui dan kita hindari adalah apa yang menjadi sebab seseorang sehigga tidak mau berkurban.
Ada
beberapa sebab seseorang tidak mau berkurban namun yang paling utama adalah terlalu
cinta pada dunia sehingga kecintaannya kepada diri, anak, istri, suami, harta
sama dengan kecintaannya Kepada Allah, bahkan melebihi kecintaanya kepada Allah.
Padahal bagi seorang mukmin sejati, tidak boleh kecintaanya kepada yang lain
menyamakan kecintaannya kepada Allah SWT apalagi melebihi.
Allah
Berfiraman :
Dan diantara manusia ada ada
orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan Allah;mereka mencintainya sebagai
mana mererka mencintai Allah. Adapun orang yang beriman, amat sangat
mencintainya kepada Allah.(Qs 2:165)
Kontroversi dalam kehidupan kaum muslimin saat ini
Kontroversi
dalam kehidupan kaum muslimin disebabkan mereka hanya mau berinteraksi dengan
ajaran islam, namun hanya sampai pada tingkat wacana dan pembahasan saja.
Sedangkan
mereka tidak mau berusaha untuk mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari mereka
, baik secara bertahap maupun sempurna.
Bahkan mereka bertindak tidak sekedar
mau melaksanakan ajaran Islam tersebut, tetapi mereka mengecam dan menyudutkan
kaum muslimin yang mau berupaya menjalankan ajaran agamanya.
Mereka
mengeluarkan istilah-istilah yang dapat menimbulkan konotasi negatif kepada
para pengamal ajaran islam seperti
istilah, fundamentalis, fanatik, konservatif, simbolis dan lain-lainnya.
Bahkan
sebagian mereka ada yang berkolaborasi dengan gerakan –gerakan Zionis baik dari
Yahudi, Nasrani maupun bangsa Barat lainnnya dalam melahirkan dan mengokohkan
istilah teroris bagi para pejuang kemerdekaan negeri-negeri Islam yang
terjajah.
Allah
SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman
mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan ? Amat besar kebencian
disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan “ (Ash
Shaff ayat 2-3)
Kontroversi
dan pertikaian yang terjadi dalam diri dan masyarakat muslim saat ini terjadi
akibat lemahnya komitmen mereka untuk menjalankan Islam sebagai agama dakwah.
Islam bukanlah agama yang pasif yang ajarannya dapat diwudkan dalam situasi
lingkungan eksternal apapun.
Rendahya persatuan kaum muslimin
Persatuan
kaum muslimin dalam berbagai tingkatannya demikian parah pada saat ini.
Rendahnya persatuan mereka memang tidak terlepas dari rendahnya kesadaran kaum
muslimin terhadap ajaran islam.
Tetapi ketidakmampuan mereka bertemu dalam
kesatuan aqidah, kesatuan pemikiran dan kesatuan langkah perjuangan, telah
menyebabkan tidak saja sirnanya peluang kerjasama, tetapi bahkan yang terjadi
adalah saling pertikaian dan pertentangan sesama kaum muslimin.
Inilah
yang menyebabkan kaum muslimin mudah di ‘adu domba’ oleh para musuh Islam
sebagaimana yang terjadi pada akhir-akhir ini.
Modus operandi ‘adu domba’ ini
jelas terlihat pada politik pembentukan pemerintahan boneka yang menguasai
negeri-negeri muslim.
Pemerintahan
seperti ini akan berhadapan dengan rakyatnya sendiri yang berjuang untuk Islam
dengan alasan memerangi kebodohan, kemiskinan, kefanatikan dan terorisme.
Rendahnya
persatuan kaum muslimin juga menyebabkan terjadinya jurang perbedaan yang
sangat menjolok di antaranya kelompok kaya dan miskin, pintar dan bodoh, kuat
dan lemah, baik dalam tingkatan bawah sampai dengan yang paling tertinggi di
negeri ini.*** (*Penulis : Hadi Rahim)