Konsep Sekolah Pendidikan Karakter
Januari 07, 2017
Konsep sekolah pendidikan
karakter – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) sedang merumuskan konsep sekolah pendidikan karakter.
Meskipun agak
terkesan seolah-olah program pendidikan karakter ini baru dalam pendidikan anak,
terutama SD dan SMP, program ini patut mendapat apresiasi dari segenap komponen
pendidikan di sekolah.
Kenapa
komponen pendidikan di sekolah? Tentu saja karena yang akan menerapkan
kebijakan itu secara ril di lapangan adalah lembaga sekolah, terutama SD dan
SMP.
Program pendidikan karakter sudah ‘pernah’ dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan.
Sekurang-kurangnya terbukti dengan 2006 (kurikulum KTSP) dan Kurikulum 2013. Akan
tetapi pelaksanaannya di lapangan belum berjalan secara optimal oleh berbagai
alasan.
Nilai karakter yang ingin dimiliki siswa diintegrasikan melalui mata pelajaran, tidak
hanya mata pelajaran pendidikan agama, PKN dan bahasa Indonesia, melainkan
seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah. Menerapkan hal ini tentu tidak
semudah mengucapkannya.
Ada
3 poin penting sebagai masukan dalam perumusan konsep sekolah pendidikan karakter:
1.Standard pengkuran dan penilaian
Penerapan
pendidikan karakter secara terintegrasi memiliki kelemahan dimana sulit menilai
atau mencari tolok ukur keberhasilan setiap mata pelajaran. Ini patut menjadi
bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan konsep sekolah pendidikan karakter.
Oleh sebab itu perlu sistem penilaian yang berkaitan dengan penilaian aspek
akademik.
2.Perbedaan kondisi sekolah
Pertimbangan
lain uang perlu mendapat perhatian adalah bahwa setiap sekolah memiliki kondisi
yang berbeda satu sama lainya. Begitu pula karakter peserta didik dan
lingkungan sosial budaya di daerah sekolah berada. Sehingga perumusan kebijakan
pendididkan karakter sekolah perlu mengacu dan menyesuaikan diri dengan kondisi
masing-masing sekolah.
3.Potensi kearifan lokal dan budaya
Selain
dari itu, yang tak bisa diabaikan adalah potensi kearifan lokal dan nilai budaya di mana sekolah berada. Jika mengabaikan faktor ini maka kebijakan
program sekolah pendidikan karakter akan mengalami hal yang sama dengan program
sebelum sebelumnya.
Seperti
yang diketahui, ada 5 butir nilai karakter yang perlu dikembangkan di sekolah.
Kelima butir tersebut akan mengacu pada Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GRNM). Gerakan ini bermuara pada upaya menciptakan generasi emas pada masa
yang akan datang.
Butir-butir karakter yang menjadi sasaran utama program
sekolah pendidikan karakter yaitu: nasionalisme, integritas, kemandirian,
gotong-royong dan religius.
Kesimpulan
Konsep
sekolah pendidikan karakter akan sukses diterapkan di sekolah SD dan SMP dengan
mempertimbangkan: (a).Kreativitas manajemen sekolah, (b).Kearifan lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah setempat, (c).Budaya lokal yang menjadi
ikon daerah dimana sekolah berada, dan (d).Kondisi sosial budaya masyarakat di
sekitar sekolah.***