Menjelajahi Adat Nan Taradat di Minangkabau
September 07, 2016
Menjelajahi 'adat
nan taradat' di minangkabau - Datuak Katumangguangan dan Datuak Prapatiah Nan Sabatang telah
merancang, membuat, dan merencanakan penyusunan adat di seluruh wilayah
minangkabau. Dan salah satu adatnya yang dirancang adalah adat nan taradat.
Ilustrasi gambar (Matrapendidikan.com)
Adat nan taradat ialah jenis adat yang ketiga di minangkabau. Jenis adat ini merupakan ketentuan adat yang disusun di nagari untuk menjalankan adat nan sabana adat, serta adat nan diadatkan.
Adat di seluruh wilayah minangkabau itu sama, tapi adat nan taradat berbeda di setiap nagari yang ada di minangkabau. Hal itu diungkapkan dalam ungkapan adat sebagai berikut :
lain lubuak lain ikannyo,lain padang lain bilalangnyo,lain nagari lain adatnyo
Adat nan taradat ini disebut juga
adat babuhua sentak. Maksudnya, adat ini dapat diubah, diganti, dan
diperbaiki dan disesuaikan menurut keadaan yang terjadi di suatu nagari.
Sekedar info aja nih guys,
minangkabau itu terdiri atas dua wilayah, yaitu darek atau luhak dan rantau.
Daerah rantau juga dibagi dua nih guys, yaitu rantau pasisia dan rantau
darek.
Tujuan dan fungsi dari adat
nan taradat adalah sebagai peraturan pelakasanaan dari adat minangkabau.
Dan peraturan itu dibuat agar pelaksanaan adat minangkabau itu dapat sesuai
dengan keadaaan yang terjadi pada masyarakat minangkabau.
Contohnya adat turun mandi. Adat ini adalah peristiwa yang bertujuan
untuk memberikan rasa syukur atas anugerah yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Selanjutnya ada upacara perkawinan.
Perkawinan ialah suatu peristiwa yang menyatukan antara marapulai (pengantin laki-laki) dan anak daro (pengantin perempuan). Perkawinan juga merupakan pertemuan antara dua keluarga.
Dua keluarga ini diikat oleh tali ipa
bisan, sumando, pasumandan, minantu, mintuo yang
dikenal dengan istilah ikatan kekerabatan. Tata upacara pokok perkawinan antara lain :
a.Menjejaki calon minantu
b.Meminang
c.Batimbang tando
d.Upacara perkawinan.
Aturan pokok perkawinan itu diungkapkan dalam ungkapan kato pusako, sebagai berikut :
sigai mencari anau,anau tatap sigai beranjak,datang dek bajapuik,pai dek baanta,ayam putiah tabang siang,basuluah jo matohari,bagalanggang jo mato rang banyak.
(*Penulis
: Denis Pahlevi)